Luwu, Portal News – Rencana penetapan kembali Kepala Desa (Kades) Rante Balla, Ibu Eti, sebagai tersangka dalam kasus yang tengah bergulir menuai reaksi keras dari masyarakat.
Warga menilai bahwa langkah tersebut sarat kepentingan dan cenderung mengabaikan fakta sebenarnya.
Masyarakat Rante Balla secara tegas menyatakan dukungan mereka terhadap Ibu Eti, yang mereka yakini sebagai sosok yang telah berjuang demi kepentingan warga dalam menghadapi praktik-praktik oknum yang tidak bertanggung jawab.
Mereka menuntut aparat kepolisian untuk mengungkap dalang sesungguhnya di balik kasus ini, terutama yang berkaitan dengan dugaan mafia tanah yang selama ini merugikan masyarakat.
“Masyarakat Curiga Ada Rekayasa Fakta”
Sejumlah warga (Identitasnya Rahasia) mempertanyakan perubahan sikap 21 orang yang sebelumnya telah dimintai keterangan oleh pihak kepolisian dalam penyelidikan kasus ini.
Mereka yang sebelumnya memberikan kesaksian yang mendukung Ibu Eti kini justru berbalik fakta. Hal ini menimbulkan pertanyaan besar di kalangan masyarakat.
“Ada apa dengan mereka? Kenapa tiba-tiba fakta berubah? Kami berharap polisi bekerja secara profesional dan transparan, bukan malah menjadikan Ibu Eti sebagai satu-satunya target dalam kasus ini,” ungkap salah satu tokoh masyarakat setempat. Ungkap Sumber, Rabu (5/3) sekira pukul 21:15 (WITA) saat ditemui disalah satu tempat yang berada di Belopa.
“Menyoal Ketidakjelasan Penanganan Kasus”
Selain itu, kasus ini sebelumnya juga telah menjadi perhatian luas. Sebagaimana diberitakan dalam Media Portal News – Media Investigasi Pembaharuan Nasional pada hari Jumat, 9 Desember 2022 dengan judul “Kadis PMD Luwu Jalani Pemeriksaan di Mapolres Luwu”. Namun, dalam perkembangannya, muncul berbagai kejanggalan yang dinilai tidak mencerminkan prinsip keadilan.
Dalam pemberitaan terbaru Media Portal News pada hari Jumat, 14 Februari 2025 dengan judul “Soal Isu Penetapan Tersangka Kepala Desa Rante Balla dan Gelar Perkara Dibuka Kembali di Polda Sulsel, Sul: Polda Tidak Menghormati Putusan Hukum Tertinggi dan Mencederai Institusi Polri Itu Sendiri”, kembali menyoroti bagaimana aparat penegak hukum seakan tidak menghormati keputusan hukum yang telah ada sebelumnya.
“Tuntutan Masyarakat: Bongkar Mafia Tanah yang Sesungguhnya”
Warga meminta pihak kepolisian untuk tidak hanya menyudutkan Ibu Eti, melainkan juga membongkar jaringan mafia tanah yang sebenarnya menjadi akar permasalahan ini.
Mereka menegaskan bahwa upaya kriminalisasi terhadap Ibu Eti tidak boleh menjadi alat bagi oknum-oknum tertentu untuk melindungi kepentingan kelompok tertentu.
“Kami percaya bahwa Ibu Eti tidak bersalah. Justru beliau adalah penyelamat warga dari tangan-tangan oknum yang selama ini merugikan masyarakat,” kata salah satu perwakilan warga.
Hingga kini, masyarakat terus mengawal perkembangan kasus ini dan berharap agar aparat penegak hukum bekerja dengan profesional, transparan, dan berpihak pada kebenaran serta keadilan.
Mereka juga menegaskan akan terus bersuara dan tidak tinggal diam, apabila ketidakadilan terus terjadi.
“Dukungan Terus Mengalir untuk Ibu Eti”
Gelombang dukungan terhadap Ibu Eti terus berdatangan dari berbagai elemen masyarakat, termasuk para tokoh masyarakat, akademisi, serta aktivis yang menilai bahwa kasus ini perlu diselidiki secara lebih dalam.
Mereka menilai bahwa terdapat indikasi kuat bahwa kasus ini sarat kepentingan tertentu yang ingin menjatuhkan pemimpin yang pro-rakyat.
Beberapa organisasi masyarakat juga menyatakan akan terus mengawal proses hukum yang berjalan serta mengadakan aksi solidaritas guna menuntut keadilan bagi Ibu Eti.
Mereka menekankan bahwa hukum harus ditegakkan tanpa intervensi dari pihak mana pun yang ingin mengaburkan fakta yang sebenarnya.
“Desakan Transparansi dan Akuntabilitas Aparat Penegak Hukum”
Masyarakat menegaskan bahwa pihak kepolisian harus bekerja secara transparan dan akuntabel dalam menangani kasus ini.
Mereka meminta adanya pengawasan ketat dari lembaga independen guna memastikan bahwa tidak ada rekayasa atau tekanan politik yang mempengaruhi jalannya proses hukum.
“Kami tidak ingin hukum dipermainkan. Polisi harus menunjukkan integritasnya dalam menangani kasus ini tanpa ada keberpihakan. Jika memang ada mafia tanah yang beroperasi di balik kasus ini, maka mereka yang seharusnya diusut, bukan Ibu Etik yang justru telah membela hak-hak masyarakat,” ujar salah satu aktivis yang ikut mengawal kasus ini.
Seiring dengan meningkatnya tekanan dari masyarakat, diharapkan pihak berwenang dapat segera mengungkap kebenaran dan menegakkan keadilan tanpa ada unsur kepentingan yang mencederai hukum dan kepercayaan publik terhadap institusi kepolisian.
“Masyarakat Bersiap untuk Aksi Damai”
Sebagai bentuk protes terhadap ketidakadilan yang mereka rasakan, masyarakat Rante Balla berencana menggelar aksi damai dalam waktu dekat.
Aksi ini bertujuan untuk menuntut transparansi dari pihak kepolisian serta mendesak pengusutan aktor-aktor yang terlibat dalam dugaan mafia tanah di daerah tersebut.
“Kami akan terus berjuang untuk menegakkan keadilan. Ini bukan hanya soal Ibu Etik, tapi juga tentang bagaimana hukum harus ditegakkan dengan benar,” tegas salah satu warga.
Masyarakat berharap bahwa aksi mereka dapat membuka mata publik serta menjadi tekanan moral bagi pihak kepolisian agar bekerja dengan penuh integritas dan keberpihakan pada kebenaran.
Mereka menegaskan bahwa perjuangan ini tidak akan berhenti hingga keadilan benar-benar ditegakkan. (Red)