JAKARTA – Persija Jakarta berhasil mengalahkan Bhayangkara FC dalam laga tunda pekan ke-8 BRI Super League 2025/2026.

Macan Kemayoran tanpa ampun menerkam The Guardians dengan skor telak 3-0, dan membayangi Persib dan Booneo di peringkat ke-3 klasemen sementara.

Kemenangan impresif ini terasa semakin spesial mengingat Persija Jakarta tidak didampingi langsung oleh pelatih kepala mereka, Mauricio Souza, yang harus absen akibat akumulasi kartu kuning.

Namun, di bawah arahan caretaker Ricky Nelson, armada Ibu Kota justru tampil trengginas, seolah ingin membuktikan bahwa taring mereka tetap tajam meski sang pawang utama tak berada di sisi lapangan.

Babak Pertama

Sejak peluit kick-off dibunyikan wasit, atmosfer pertandingan langsung memanas.

Persija yang berambisi mengamankan poin penuh di kandang langsung mengambil inisiatif serangan.

Namun, Bhayangkara FC yang datang dengan misi mencuri poin tidak tinggal diam.

Tim asuhan Paul Munster menerapkan strategi pertahanan rapat nan disiplin yang sempat membuat frustrasi lini serang tuan rumah.

Lima menit pertama, Allano Lima nyaris membuka keunggulan lewat manuver licinnya di dalam kotak penalti, namun sepakannya masih menyamping tipis di sisi gawang Aqil Savik.

Bhayangkara FC merespons lewat serangan balik cepat. Eksel Runtukahu sempat mendapatkan peluang emas saat berhadapan satu lawan satu dengan kiper, namun kesigapan lini belakang Persija masih mampu meredam ancaman tersebut.

Pertandingan berjalan alot hingga memasuki masa injury time babak pertama. Ketika publik GBK mengira babak pertama akan berakhir kacamata, drama terjadi.

Nehar Sadiki, bek Bhayangkara FC, melakukan pelanggaran fatal terhadap Eksel Runtukahu di kotak terlarang. Wasit tanpa ragu menunjuk titik putih.

Allano Lima, yang maju sebagai algojo, menunaikan tugasnya dengan dingin. Sepakannya mengecoh Aqil Savik, mengubah papan skor menjadi 1-0 tepat di menit ke-45+5.

Gol ini menjadi pukulan psikologis telak bagi tim tamu yang sudah bertahan mati-matian sepanjang 45 menit pertama.

Babak Kedua

Memasuki paruh kedua, Persija Jakarta tidak mengendurkan serangan. Justru, mereka semakin agresif mengeksploitasi celah mental pemain Bhayangkara yang mulai goyah.

Ricky Nelson tampaknya sukses menyuntikkan motivasi tambahan di ruang ganti, terlihat dari intensitas pressing tinggi yang diperagakan Rizky Ridho dan kawan-kawan.

Petaka bagi Bhayangkara FC berlanjut di menit ke-63. Berniat menghalau umpan silang tajam dari Bruno Tubarao yang menyisir sisi sayap, Putu Gede justru melakukan kesalahan fatal.

Bola yang seharusnya dibuang malah membelok masuk ke gawang sendiri. Gol bunuh diri ini mengubah skor menjadi 2-0, membuat riuh rendah The Jakmania semakin tak terkendali.

Namun, momen puncak malam itu justru hadir dari sosok yang tak diduga. Jordi Amat, bek tengah veteran yang kerap menjadi sorotan, kali ini tampil bak pahlawan super.

Di menit ke-78, eks pemain Swansea City ini melepaskan sebuah tembakan spektakuler yang merobek jala gawang Bhayangkara FC untuk ketiga kalinya.

Sebuah gol yang tak hanya mengunci kemenangan, tetapi juga seolah menjadi penebusan dosa atas blunder yang pernah ia lakukan di laga-laga sebelumnya.

Jordi Amat merayakannya dengan emosional, disambut tepuk tangan meriah dari seluruh stadion.

Usai laga, caretaker Persija, Ricky Nelson, tak bisa menyembunyikan rasa syukurnya. Ia mengakui bahwa absennya Mauricio Souza sempat menjadi tantangan tersendiri, terutama dalam hal komunikasi taktis.

“Kami sangat bersyukur. Walaupun di babak pertama kami agak kesulitan membongkar pertahanan rapat mereka, para pemain tetap sabar dan percaya pada proses. Gol penalti di akhir babak pertama adalah kunci yang membuka segalanya,” ujar Ricky Nelson dalam konferensi pers pasca-laga.

Ia juga memuji profesionalisme para pemain yang tetap menjalankan instruksi dengan disiplin tinggi meski tanpa kehadiran pelatih kepala di bench.

Di sisi berseberangan, raut wajah kecewa tampak jelas pada Paul Munster. Pelatih Bhayangkara FC ini secara terbuka mengkritik performa anak asuhnya yang dinilai belum siap menghadapi level intensitas tinggi yang ditunjukkan Persija.

“Tampil melawan tim yang bagus seperti Persija di GBK itu sulit. Jika Anda melihat kualitas pemain, mungkin bagi beberapa pemain saya, level ini terlalu tinggi,” ucap Munster dengan nada getir. Ia menyoroti hilangnya fokus di momen-momen krusial, seperti penalti di menit akhir babak pertama dan gol bunuh diri, yang menurutnya “membunuh” semangat juang tim.

Tambahan tiga poin mendongkrak posisi Persija Jakarta ke peringkat ketiga klasemen sementara dengan koleksi 32 poin dari 15 laga.

Mereka kini menempel ketat dua tim teratas, Persib Bandung dan Borneo FC, yang hanya berjarak dua poin di atas mereka. Persaingan menuju gelar juara pun dipastikan akan semakin sengit.

Sebaliknya, kekalahan ini membuat Bhayangkara FC semakin terbenam di papan tengah. The Guardians tertahan di peringkat ke-10 dengan raihan 19 poin.***