√ Banjir di Lawewe Bikin Menangis Satu Indonesia, Sudah Tiga Bulan Air Tidak Kunjung Surut, Petani Tak Dapat Penghasilan Apa-apa, Mau Berharap Pada Siapa Lagi?- Portal News - Media Investigasi Pembaharuan Nasional

Jelajahi

Copyright © Portal News
Created with by Portal News
PT ZIB Group Templates

Iklan

Hot Widget

iklan-portal-news

Banjir di Lawewe Bikin Menangis Satu Indonesia, Sudah Tiga Bulan Air Tidak Kunjung Surut, Petani Tak Dapat Penghasilan Apa-apa, Mau Berharap Pada Siapa Lagi?

Rabu, 15 Mei 2024, Mei 15, 2024 WIB Last Updated 2024-05-15T09:02:08Z

Foto: Ilustrasi banjir di Desa Lawewe Luwu Utara, Sulsel

PORTAL 
NEWS -- Sudah tiga bulan lebih, banjir besar melanda sejumlah desa di Baebunta Selatan dan juga Malangke Barat. Tapi yang paling parah terjadi di Desa Lawewe Kecamatan Baebunta Selatan Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan.


Warga disana resah sekali, banjir yang merendam pemukiman warga ini sudah berlangsung cukup lama tapi kurang mendapat perhatian pemerintah provinsi apalagi Pusat.


Hal tersebut terungkap dalam perbincangan di group WA Peduli Banjir Tana Luwu, Selasa, 14 Mei 2024.


Namun, sebelum lanjut membaca berita kami, jangan lupa follow/subscribe kanal Youtube kami PORTAL TV di LINK  ini ya? Dengan features menarik setiap pekannya. 



"Kalau kami di Desa Lawewe tidak tahu harus bilang apa lagi karena selama kurang lebih 3 bulan air tidak juga meninggalkan pemukiman warga," ungkap Haddas Kudese, pemuda setempat.


Menurut Haddas, banjir yang melanda kampung halamannya menggenangi sekitar 70 persen pemukiman warga dan merendam sekitar 85 persen lahan pertanian warga.


"(Maka) bisa dibayangkan bagaimana keresahan masyarakat saat ini," kata Haddas mengutip Tribun.


Hal serupa dikemukakan oleh Andi Asdar, salah seorang tokoh pemuda Kecamatan Malangke Barat, Kabupaten Luwu Utara.


Dia melaporkan bahwa banjir juga melanda Desa Pombakka selama beberapa pekan terakhir dan melumpuhkan aktifitas warga.


"(Makanya) Desa Pombakka ini sangat butuh perhatian, khususnya untuk penanganan tanggul yang ada," kata Asdar.


Tanggul yang dimaksud Asdar adalah yang membentengi pemukiman warga dari aliran sungai Rongkong yang belakangan ini memiliki debit air yang lebih besar.


"Pertahanan Desa Pombakka hanya tanggul. Kapan tanggulnya jebol maka kami masyarakat (akan) kehilangan mata pencarian (akibat banjir)," bebernya.


Hal tak jauh berbeda dijelaskan oleh Sekretaris Desa Lembang-Lembang, Kecamatan Baebunta Selatan, Kabupaten Luwu Utara.


Dikatakan Masriadi, banjir yang terjadi disebabkan oleh jebolnya tanggul Sungai Rongkong sejak 26 Maret 2024 lalu.


“Banjirnya sudah lama, sejak 26 Maret. Sebagian besar masyarakat kami mengungsi ke luar desa, namun masih ada juga yang harus tinggal menunggui rumah meski tergenang air,” jelasnya.


Menurut Masriadi, warga sudah beberapa kali meminta kepada pemerintah agar persoalan tanggul bisa segera dituntaskan, namun tak urung ada kejelasan hingga saat ini.


“Bahkan sudah pernah ada orang Balai yang datang meninjau. Tapi kata mereka, sulit untuk melakukan perbaikan jika genangan air masih tinggi. Mungkin terkait mobilitas alat berat ya,” gumannya.




Jeritan Pilu Warga di Sosmed


Satu-satunya tempat warga untuk mengeluarkan unek-unek adalah sosial media, sebab mereka tak tahu hendak kemana lagi mengadu.

Salah satunya postingan Anggi To Marihana di Facebook 6 hari lalu, Kamis 9 Mei 2024.

"Semoga dikka cepat berlalu 🥹😔 #2 Bulan Terendam banjir

#Desa Lawewe #Kec. Baebunta Selatan #Kab. Luwu Utara, " tulisnya. 


"Belum bangpika surut bu de.?" tanya Irwan Exitt, yang mengomentari postingan Anggi.

"Ya Allah belum surut kak?? Semoga cepat surut air 🤲🏻," komen Rita Wahyuni


"Iya dek mau masuk mi 3 bulan," balas Anggi.


"Masanta tongan," tulis Shany Arsandi


"Iyo dikka dah..lumpuh total pencarianna tau dikka" (iya, lumpuh total mata pencaharian orang/warga).



Puluhan Desa


Baik Desa Lawewe, Desa Lembang-Lembang maupun Desa Pombakka hanyalah sedikit dari puluhan desa yang saat ini masih terendam banjir di Lutra.


Dari informasi yang berhasil dihimpun, saat ini banjir di Luwu Utara menggenangi Desa Lewewe, Desa Lembang- Lembang, Desa Muktisari dan Desa Beringin Jaya di Kecamatan Baebunta Selatan.


Kemudian di Kecamatan Malangke Barat banjir masih merendam sebagian besar wilayah Desa Pombakka, Desa Wara dan Desa Limbong Wara.


Sementara di Kecamatan Malangke, setidaknya 7 desa ikut terdampak, yakni Desa Tolada, Desa Girikusuma, Desa Putemata, Desa Pettalandung, Desa Tingkara, Desa Malangke dan Desa Pattimang.


Tak terhitung kerugian warga akibat bencana ekologis yang kerap terjadi dan berlangsung dalam waktu lama. Sayangnya belum ada solusi konkret dari pemerintah dan pihak terkait.


Musibah banjir yang kerap melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan ini mendapat perhatian dari banyak pihak.


Tak terkecuali dari Wakil Ketua Umum Badan Pengurus Pusat (BPP) Kerukunan Keluarga Luwu Raya (KKLR), Dr Abdul Talib Mustafa.


Menurut Talib, banjir di Luwu Utara bukan masalah yang sederhana dan perlu penanganan yang sifatnya menyeluruh dan jangka panjang.


“Ini masalahnya tidak sederhana. Fakta seperti ini menjadi masalah yang kompleks bagi semua penduduk yang bermukim di semua daerah aliran sungai (DAS) Lutra, plus sarana produksi mereka seperti sawah, kebun, peternakan, dan sebagainya,” kata Talib, Senin, 13 Mei 2024.


Karena itu maka diperlukan penanganan yang menyeluruh dan jangka panjang untuk masalah ini.


“Paling tidak kepada mereka yang bakal jadi Bupati dan Wakil Bupati di Lutra ke depan harus sabar, konsern dan berjejaring penyelesaian masalah ini,” kata Talib.


Talib menambahkan, beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menangani bencana banjir di Luwu Utara antara lain dengan melakukan studi dan pemetaan wilayah-wilayah yang rentan mengalami banjir.


“Yang kedua adalah pembuatan desain penanganan DAS yang terintegrasi dengan wilayah pengembangan pemukiman dan ekonomi baru di Luwu Utara,” tegasnya.


Talib menganjurkan agar jika sudah jadi, maka desain penanganan DAS Lutra harus sering diajukan ke jajaran Kementerian terkait.


“Lobby ke DPR RI khususnya kepada komisi terkait juga penting dilakukan untuk menjual gagasan ini,” tambahnya.


Selain itu, akademisi Universitas Indonesia Timur itu juga menganjurkan agar pemerintah setempat sudah harus mempersiapkan pemukiman sementara bagi penduduk terdampak.


“Persiapkan (juga) pemukiman sementara di wilayah-wilayah yang akan dikembangkan bagi penduduk terdampak,” tutupnya. 


Bantuan Beras KKLR 


Kerukunan Keluarga Luwu Raya (KKLR) Provinsi Sulawesi Selatan kembali menyalurkan bantuan berupa beras sebanyak 1 ton kepada warga terdampak banjir.


Kali ini bantuan yang merupakan bagian dari program KKLR Sulsel Peduli itu diserahkan kepada warga terdampak banjir di Desa Lembang-Lembang, Kecamatan Baebunta Selatan, Kabupaten Luwu Utara, Selasa, 14 Mei 2024.


Tim yang dipimpin Wakil Bendahara BPW KKLR Sulsel Baharman Supri didampingi pengurus Departemen Kesejahteraan Sosial Darsan Dappy diterima oleh Sekretaris Desa Lembang-Lembang Masriadi disaksikan oleh sejumlah warga.


“Atas nama KKLR Sulsel, kami serahkan bantuan ini kepada masyarakat di Lembang-Lembang. Meskipun mungkin tidak banyak, tapi semoga bantuan ini bisa bermanfaat bagi yang menerimanya,” kata Baharman.


Baharman juga mengatakan bahwa KKLR Sulsel juga merasa perlu untuk mengidentifikasi langkah-langkah yang harus dilakukan agar banjir yang menimpa masyarakat bisa segera ditangani dengan baik.


“Mudah-mudahan setelah ini ada langkah lebih kongkrit yang bisa kita lakukan, tentunya dengan kolaborasi semua stakeholder yang ada,” ungkapnya.

 

(Red) 

Yuk! baca artikel menarik lainnya PORTAL NEWS di GOOGLE NEWS

Ikuti saluran WhatsApp PORTAL NEWS – DI SINI

Jangan lupa subscribe dan ikuti Video lainya  di Channel Youtube Portal TV

Silahkan Komentar Anda

Tampilkan


Portal Update


X
X
×
BERITA UTAMA NEWS
-->