√ Survei Terbaru Prabowo Ungguli Ganjar Selisihnya Kian Jauh, Tapi Pengamat Ini Bilang Begini- Portal News - Media Investigasi Pembaharuan Nasional

Jelajahi

Copyright © Portal News
Created with by Portal News
PT ZIB Group Templates

Iklan

Hot Widget

iklan-portal-news

Survei Terbaru Prabowo Ungguli Ganjar Selisihnya Kian Jauh, Tapi Pengamat Ini Bilang Begini

Senin, 21 Agustus 2023, Agustus 21, 2023 WIB Last Updated 2023-08-21T08:22:04Z

Survei Terbaru Prabowo Ungguli Ganjar Selisihnya Kian Jauh, Tapi Pengamat Ini Bilang Begini

[PORTAL NEWS]
-- Ada survei terkini yang dirilis Litbang Kompas terkait Pemilu 2024 mendatang. 


Hasil rilisnya mencatat, ada kecenderungan suara pendukung Presiden Joko Widodo yang mengarah ke bakal calon presiden (Capres) Prabowo Subianto yang mengalami peningkatan signifikan. 


Cawe-cawe Jokowi bisa diartikan dia sukses mengendorse Prabowo secara soft.  


"Pada Januari 2023, suara pendukung Jokowi yang mengarah ke Prabowo sebesar 27,7 persen, naik menjadi 33,9 persen pada Mei dan kini ke angka 36,4 persen," tulis survei Litbang Kompas, Senin (21/08).


Sementara itu, survei menunjukkan pemilih Prabowo pada Pilpres 2019 semakin solid untuk kembali memilih ketua umum Partai Gerindra tersebut pada Pilpres 2024.


Kendati demikian, suara pendukung Jokowi pada Pilpres 2019 lalu tetap mengalir lebih besar kepada Ganjar Pranowo jika hanya berhadapan dengan Prabowo Subianto.


"Ganjar masih mendapatkan aliran suara terbesar dari pemilih Jokowi, yakni 63,6 persen, jika Ganjar hanya berhadapan dengan Prabowo," tulis Litbang Kompas.


Dalam pertarungan Prabowo versus Ganjar, contohnya, suara dari pendukung Anies cenderung lebih banyak mengarah ke Prabowo. Survei menunjukkan bahwa aliran suara dari kalangan pendukung Anies ke Prabowo mencapai 69,9%, naik dari 60,1% pada Mei 2023.


Hal serupa terjadi dalam pertarungan Prabowo melawan Anies, di mana dukungan dari pemilih Ganjar juga mengalir ke Prabowo dengan angka yang lebih besar, yaitu dari 64,1% menjadi 71,6%," terang Litbang Kompas.


Berdasar hasil survei, pada Januari 2023, mereka yang akan kembali memilih Prabowo berada di angka 72,5 persen, lalu naik 79,3 persen pada Mei dan kali ini mencapai 85,7 persen.


Survei Litbang Kompas ini dilakukan dengan tatap muka pada 27 Juli-7 Agustus 2023, melibatkan 1.364 responden di 38 provinsi yang tersebar di 331 desa/kelurahan di Indonesia, dengan margin of error +/- 2,65 persen.


Sementara itu, hasil survei LSI Denny JA beberapa waktu lalu menunjukkan publik yang percaya terhadap Presiden Jokowi memiliki kecenderungan memilih Prabowo Subinato di Pilpres 2024 ketimbang kandidat capres lain.


Prabowo unggul di segmen pemilih ini dengan 36,1 persen. Kemudian disusul oleh Ganjar Pranowo dengan 34,7 persen dan Anies Baswedan dengan 20,1 persen.


"Publik yang percaya terhadap Presiden (90 persen), pilihan capres tertingginya adalah Prabowo sebesar 36.1 persen. Urutan selanjutnya adalah Ganjar sebesar 34.7 persen, terakhir adalah Anies sebesar 20,1 persen. Di publik yang percaya presiden, Prabowo menang," bunyi keterangan resmi LSI Denny JA.


Namun pengamat politik asal Kabupaten Luwu, Zainuddin meragukan ekspose lembaga survei yang dilakukan secara random dalam kurun waktu beberapa bulan terakhir. 


Menurut dia, survei-survei tersebut tidak punya manfaat bagi kedewasaan perpolitikan tanah air. 


"Manfaatnya apa? Yang untung bukan rakyat kan? Yang untung itu Capres itu sendiri, kelompoknya dan Parpolnya saja, rakyat tidak dapat manfaat apa-apa. Sebab faktanya, hasil survei ini kemudian dijadikan bahan 'perang psikologi' dan olok-olokan di sosial media. Pendidikan politiknya dimana?," tanyanya saat dihubungi beberapa saat lalu, Senin (21/08). 


"Survei itu kan mahal, yang biayai siapa? Yang punya kepentingan siapa? Oligarki atau siapa? Jadi sudahlah stop tipu-tipu dengan hasil-hasil survei, rakyat gak butuh itu semua. Biar nanti saat masuk bilik suara mereka menentukan pilihannya masing-masing," tandas dia. 


"Pemilu ini harus berjalan dengan standar tinggi. Bukan dengan standar rendah. Yang dibicarakan orang harus kinerja Calon. Rekam jejak selama ini seperti apa. Pernah terendus kasus korupsi tidak? Visi misi dia, programnya apa untuk membawa bangsa ini maju seperti apa? Harusnya yang seperti ini ditonjolkan Media Nasional, supaya output Pemilu 2024 itu lebih berkualitas, bukan sekedar pamer cipika cipiki Petinggi Parpol maupun Bacapres.


"25 Tahun Reformasi harusnya Korupsi Kolusi Nepotisme itu yang mestinya kita evaluasi, kenapa kok tidak ada kemajuan? Nah Pemerintah atau Ekselutif ngapain aja selama ini? Legislatif kok bukan semakin tajam malah tambah tumpul saja di Parlemen? kok tega-teganya mereka menghianati amanat penderitaan rakyat, kok ya Yudikatif masih tebang pilih dan melempem membenahi carut marut supremasi hukum? Itu semua pertanyaan yang harusnya jadi bahan diskusi Para Capres, bukan cuma berita-berita kosmetik plesiran dan ketemuan yang tidak penting bagi rakyat banyal," pungkasnya. (Red)

Silahkan Komentar Anda

Tampilkan


Portal Update


X
X
×
BERITA UTAMA NEWS
-->