√ Menelisik 6 Warga Papua Tengah yang Mati Kelaparan Akibat Kekeringan- Portal News - Media Investigasi Pembaharuan Nasional

Jelajahi

Copyright © Portal News
Created with by Portal News
PT ZIB Group Templates

Iklan

Iklan

iklan-portal-news

Menelisik 6 Warga Papua Tengah yang Mati Kelaparan Akibat Kekeringan

Kamis, 10 Agustus 2023, Agustus 10, 2023 WIB Last Updated 2023-08-10T11:30:22Z

Menelisik Warga Papua Tengah yang Mati Kelaparan Akibat Kekeringan

PORTAL NEWS 
 --  Bencana kekeringan melanda Distrik Agandugume dan Distrik Lambewi, Kabupaten Puncak, Papua Tengah. Sebanyak enam warga dilaporkan meninggal imbas cuaca ekstrem yang melanda wilayah tersebut.


Bupati Puncak Willem Wandik menjelaskan bencana kekeringan di dua distrik itu terjadi sejak Mei 2023. Willem mengatakan fenomena tahunan ini membuat situasi di wilayah turut diterjang cuaca dingin ekstrem.


"Iya ada dua distrik yang terdampak cuaca ekstrem dan ini menjadi cuaca tahunan," kata Willem Wandik dalam keterangannya yang diterima detikcom, Jumat (21/7/2023).


Willem mengatakan bencana kekeringan membuat warga terancam kelaparan. Pertanian dan perkebunan warga terdampak karena tanaman menjadi rusak.


"Karena semua makanan, sayur-sayuran semua kena oleh embun es salju itu," jelasnya.


Dihimpun detikcom, Minggu (4/8/2023), berikut fakta-fakta bencana kekeringan yang melanda dua distrik di Puncak, Papua Tengah:


1. 7.000 Warga Terancam Kelaparan

Willem menuturkan jumlah penduduk yang terdampak bencana kekeringan sebanyak 7.000 orang. Ribuan warga tersebut berasal dari Distrik Agandugume dan Distrik Lambewi.


"Jumlah penduduk di Distrik Agandugume 3.000 sedangkan di Distrik Lambewi 4.000 lebih jiwa," tutur Willem.


Menurutnya sejumlah warga di dua distrik tersebut ada yang memilih mengungsi karena stok pangan habis usai tanaman rusak dan busuk. Mereka khawatir hidupnya terancam jika terus bertahan.


"Mereka langsung keluar ke Sinak, Ilaga, Timika, Nabire. Jadi dampak manusianya tidak terlalu. Kalau mereka semua tinggal di sana, wah selesai lah kita," jelasnya.



2. Enam Warga Meninggal Dunia


Willem mengatakan bencana kekeringan mengakibatkan 6 warganya meninggal dunia. Dia merincikan 5 orang meninggal merupakan orang dewasa dan satu lainnya seorang bayi.


"Bencana kekeringan telah menimbulkan korban jiwa sebanyak 6 orang dan kelaparan bagi masyarakat di daerah terdampak," kata Willem dalam keterangannya, Jumat (27/7).


Dia menjelaskan cuaca di dua distrik tersebut sangat dingin. Warga termasuk anak-anak bahkan rentan terkena penyakit.


"Selama dilanda cuaca ekstrim, tidak ada hujan, tanaman rusak dan busuk, bahkan wabah diare akan menyerang anak serta balita," imbuhnya.


3. Bupati Puncak Singgung Gangguan Keamanan


Bupati Puncak Willem Wandi mengaku penanganan bencana sulit dilakukan karena terhambat akses untuk penyaluran logistik. Maskapai juga khawatir melakukan penerbangan karena gangguan keamanan di wilayah tersebut.


"Diakibatkan tidak adanya layanan penerbangan dengan alasan keamanan yang kurang kondusif atau adanya gangguan keamanan," ujarnya.



Namun Willem menjamin keamanan maskapai penerbangan menyalurkan logistik ke wilayah terdampak. Dia menegaskan Bandara Agandugume di Kabupaten Puncak, Papua Tengah dalam penjagaan.


"Jaminan dan keselamatan kepada pilot maupun pesawat yang melakukan pelayanan angkutan bantuan bencana kekeringan langsung ke Bandara Agandugume dengan segala konsekuensi menjadi tanggung jawab Bupati Puncak," tutur Willem.


4. Tantangan Penanganan Bencana Kekeringan


Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkap penyebab bencana kekeringan di Distrik Agandugume dan Distrik Lambewi, Puncak, Papua Tengah. Jokowi mengatakan suhu rendah menyebabkan tanaman tidak bisa tumbuh di tengah musim kemarau panjang.


"Tapi problemnya supaya tahu itu ada daerah spesifik yang kalau di musim salju itu yang namanya tanaman tidak ada yang tumbuh di ketinggian yang sangat tinggi di distrik itu," ujar Jokowi di Inlet Sodetan Ciliwung, Bidara Cina, Jakarta Timur, dilansir detikNews, Senin (31/7).


Jokowi lantas menyinggung tantangan penanganan bencana kekeringan di wilayah itu. Penyaluran logistik ke wilayah terdampak sulit dilakukan lantaran adanya gangguan keamanan dan medan.


"Yang kedua bantuan untuk makanan juga problem di urusan keamanan. Pesawat tidak berani turun sehingga problem lagi," paparnya.



Namun Jokowi sudah memerintah aparat keamanan untuk melakukan pengawasan. Aparat TNI dan Polri disiagakan untuk menjamin keamanan.


"Di sana memang problemnya selalu seperti itu. Medannya yang sangat sulit. Pesawat yang mau turun pilotnya nggak berani sehingga problem itu yang terjadi," tambah Jokowi.



5. Warga Meninggal Bukan karena Kelaparan


Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin menegaskan jika enam warga meninggal terdampak bencana kekeringan bukan karena kelaparan. Namun dia sudah meminta TNI-Polri, BNPB, dan sejumlah menteri turun tangan menangani situasi ini.


"Sudah terjadi kekeringan di sana dan cuaca ekstrem, dan yang meninggal itu bukan karena kelaparan. Tetapi karena diare dan karena cuaca," Ma'ruf kepada wartawan di Rumah Dinas Wapres, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat (Jakpus), pada Rabu (2/8).


Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo juga menuturkan enam warga meninggal mulanya mengalami muntah lalu mengalami diare dan dehidrasi. Pihaknya sudah melakukan pengecekan langsung di lokasi.


"Hari pertama dia muntah. Siangnya 20 kali; 10-20 Kali. Malamnya dia diare. Dehidrasi. Itu yang saya tahu," ujar Syahrul.



6. Status Tanggap Darurat Diperpanjang


Pemkab Puncak sebelumnya menetapkan status tanggap darurat bencana kekeringan terhitung sejak 7 Juni sampai dengan 7 Agustus. Hal itu tertuang dalam dalam Surat Keputusan Bupati Puncak Nomor: 300.2/28/tahun 2023.


Belakangan, Wapres Ma'ruf mengatakan status tanggap darurat bencana kekeringan di Distrik Agandugume dan Distrik Lambewi diperpanjang selama dua minggu. Kebijakan ini diiringi dengan percepatan pengiriman bantuan di lokasi terdampak.


"Mengenai bantuan pertama sekarang ada tanggap masa darurat yang ditetapkan satu minggu, kami sepakat ini akan ditambah, kami sepakat ditambah menjadi 2 minggu. Itu yang pertama nanti kami evaluasi lagi," ungkap Ma'ruf Amin kepada wartawan di Rumah Dinas Wapres, Jl Diponegoro, Jakarta Pusat, Rabu (2/8).



7. Pemerintah Bakal Bangun Lumbung Pangan

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy bakal membangun lumbung pangan sebagai tindak lanjut penanganan bencana kekeringan. Muhadjir mengatakan usulan ini sudah disampaikan kepada Presiden Jokowi.


"Antara lain yang akan kami usulkan ke Bapak Presiden, kita akan membangun semacam lumbung pangan di Distrik Agandugume di dekat bandara," ungkap Muhadjir dalam keterangannya, Rabu (2/8).


Muhadjir melanjutkan lumbung pangan itu berfungsi menyimpan pasokan makanan untuk warga. Sehingga ketika musim kemarau tiba, warga tidak perlu khawatir kekurangan stok pangan.


"Sehingga kita bisa antisipasi sebelum bulan Mei kalau bisa sudah ada stok bahan makanan yang disuplai dari BNPB maupun Kementerian Sosial. Sehingga ketika terjadi bencana yang sifatnya periodik ini bisa otomatis bisa teratasi," imbuhnya

Silahkan Komentar Anda

Tampilkan


Portal Update


X
X
×
BERITA UTAMA NEWS
-->