Luwu, Portal News - Harbi Syam dan Istri adalah Kelahiran Luwu dan merupakan Putra dan Putri asli Tana Luwu yang coba kembali untuk hadir di tengah-tengah Masyarakat Kabupaten Luwu, Provinsi Sulawesi Selatan.
Berikut Biodata pria kelahiran Tana Luwu yang kami himpun.
Nama
: H. Harbi Syam, SH
Tempat
Lahir : Bajo, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan.
Tanggal
Lahir : 23 September 1962
Istri
: Hj. Hasni Rusli binti Rusli
Riwayat Pendidikan :
SDN
Bajo tahun 1977
SMPN
Bajo tahun 1981
SMAN
Belopa tahun 1983
Universitas
Hasanuddin (UNHAS) Fakultas Hukum tahun 1988
1.
PII
2.
HMI (Sekretaris Komisariat Fakultas Hukum Unhas)
3.
Wakil Ketua PP-IPMIL tahun 1986-1988
4.
Ketua KKSS Kota Sorong tahun 2004-2009
5.
Wakil Ketua BPW KKSS Prov. Papua Barat tahun 2015 hingga sekarang
6.
Ketua KAHMI Kota Sorong tahun 2005-2015
7.
Ketua Umum Forum Komunikasi Bhinneka Tunggal Ika Prov. Papua Barat
Pekerjaan :
1.
Dirut PT. Tiara Soraya Sorong
Pelayaran
EMKL dan PBM
2.
Dirut PT. Triabadi Manunggal Sejahtera Jakarta (Man Power Suplay)
3.
Dirut PT. Mutiara Iriana
Partai Politik (Parpol) :
1.
Wakil Ketua PKB Kota Sorong tahun 2001
2.
Wakil Ketua PBR Kota Sorong tahun 2005
3.
Wakil Ketua DPD Partai Gerindra Prov. Papua Barat (hingga sekarang)
4.
Anggota DPRD Prov. Papua Barat 2 periode dari fraksi Gerindra tahun 2014-2019
dan 2019-2024
Tak
hanya itu, H. Harbi Syam, SH juga pernah mengajar selaku Dosen luar biasa di
Universitas Muhammadiyah Sorong dan sering menjadi narasumber pada forum-forum ilmiah
di tingkat Provinsi Papua Barat.
Pengabdiannya
kepada Masyarakat tak diragukan lagi, apalagi saat ini dirinya masih menjabat
sebagai Ketua Fraksi Gerindra dan anggota DPRD Provinsi Papua Barat selaku
Wakil Ketua komisi 4.
Dari
pantauan terlihat, sebuah artikel yang ditulis olehnya sangat menggugah hati,
jiwa dan perasaan. Sebuah hati yang tergerak untuk merealisasikan pada sebuah
tatanan Masyarakat yang sejahtera, Sebuah spirit heroisme yang monumental dalam
jiwa dan raga masyarakat, Khususnya di Kabupaten Luwu, Provinsi Sulawesi
Selatan. Nanti saat menjadi seorang pemimpin, Siap memimpin dan terpimpin.
Dirinya
juga mengatakan sangat menginspirasi sebuah perjuangan Datu Luwu Andi Djemma
sebagai seorang pemimpin perjuangan Rakyat Luwu.
"LUWU DARI NEGERI PERJUANGAN KE
KESEJAHTERAAN"
"Betapa
elegan dan indahnya kalau kita tetap kompak dan selalu dalam bingkai
kebersamaan".
"Tim
Relewan HBS tetaplah berselancar menembus ruang, tempat dan waktu untuk
memancarkan sinar kedamaian yang membawa kebaikan buat masyarakat Luwu.
Momentum Hari Jadi Luwu yg ke 75, (Tahun 1946 - Tahun 2021)".
"Memberikan
Spirit Heroisme yang monumental dalam jiwa dan raga masyarakat Luwu. Kita
sebagai generasi pelanjut selayaknya mengambil banyak pelajaran berharga dari
para tokoh-tokoh Pejuang Luwu yang telah gugur mendahului kita, karena setumpuk
prestasi dan nilai-nilai perjuangannya telah tertulis dengan tinta emasnya dan
hal ini cukup menginspirasi kita untuk tampil melanjutkan nilai-nilai dan
semangat perjuangan para pendahulu kita".
"Sebagai
generasi yang sadar akan tanggung jawab masa depannya, adalah merupakan suatu
keharusan untuk berada di garda terdepan dengan Moral Force mengambil bagian
dengan peran-peran strategisnya sesuai dengan job keahliannya masing-masing.
Guna mengekselerasi gerak maju pembangunan di Luwu dalam berbagai dimensi
kehidupan, sehingga kita mampu mandiri, bermartabat, makmur dan
berperadaban".
"Kabupaten
Luwu dalam perpektif kesejahteraan adalah merupakan bagian integral dari
sejarah perjuangan bangsa, sehingga keutuhan NKRI dari Sabang sampai Merauke
juga merupakan sumbangsi yang sangat berarti dari para pejuang asal Luwu".
"Prestasi
sejarah sebagai suatu guedance dari para pejuang asal Luwu, patut kita
apresiasi dan banggakan. Berkenaan dengan itu, maka adalah wajar dan sekaligus
patut kita syukuri. Karena salah satu diantara pejuang sejati kita yang sangat
militan dari Luwu, Yaitu Datu Luwu Andi Djemma, sudah ditetapkan sebagai
Pahlawan Nasional".
"Ada
banyak nilai-nilai perjuangan yang dicontohkan oleh Datu Luwu Andi Djemma
sebagai pemimpin perjuangan Rakyat Luwu. Semangat pantang menyerah adalah salah
satu dari nilai perjuangan tersebut. Andi Djemma bersama pengikutnya lebih
memilih bergerilya dari satu kampung ke kampung yang lain, melintasi hutan,
sungai dan rawa untuk menunjukkan kepada penjajah jika dia tak mudah untuk
dibujuk dan ditaklukkan".
"Hingga
bermukim dalam waktu yang lama di suatu Kampung bernama Pombakka. Sampai
waktunya dia di tawan dan diasingkan dari negeri yang dicintainya".
"Andi
Djemma adalah sosok yang menyatu dengan rakyat yang dipimpinnya. Dalam banyak
pengalaman keteladanan itu ditunjukkannya. Demikian ketika Dia diminta oleh
serdadu Belanda untuk menggantikan bendera merah putih yang selalu dikibarkan
di depan istana Datu Luwu, dengan bendera Belanda, Andi Djemma menolak dengan
tegas permintaan tersebut".
"Lalu
dia menyampaikan kepada serdadu Belanda yang mendatanginya bahwa “lebih baik
saya mati di tembak oleh orang-orang Belanda karena mengibarkan bendera merah
putih, dari pada saya dibunuh oleh rakyat saya sendiri karena mengibarkan
bendera Belanda”.
"Sikap
Andi Djemma ini menunjukkan pemahaman dan kesatuan jiwanya dengan rakyat Luwu
yang dipahaminya lebih memilih untuk merdeka dari pada kembali di jajah oleh
Belanda. Karena sikap tersebut tegas, lurus, tanpa basa basi. Seorang pemimpin
layaknya memang harus memberi contoh keteladanan".
"Hal
ini telah ditunjukkan oleh Andi Djemma sebagai Datu Luwu yang sekaligus sebagai
pemimpin Perjuangan Rakyat Luwu dalam menegakkan kedaulatan Negara Indonesia
yang telah merdeka. Keteladanan tersebut sangat penting artinya dalam lintasan
sejarah suatu bangsa. Karena dari sana generasi berikut akan belajar dan
menjadikannya sebagai warisan untuk diterapkan pada momentum sejarah yang
berbeda. Seperti halnya pada masyarakat Luwu yang sedang berupaya untuk terus
membangun negerinya dan mewujudkan kesejahteraan bagi semua".
Walaupun
Luwu dikenal sebagai negeri dengan semboyan “Luwu Wanua Mappatuo Naewai Alena”,
atau wilayah yang memiliki kemampuan untuk mandiri dalam berbagai aspek
kehidupan. Tetap penting dikedepankan jika hal tersebut hanya bisa diwujudkan
bila secara bersamaan potensi yang dimiliki oleh Luwu, dikelolah dengan
semangat pantang menyerah, dengan kebersamaan pemimpin dan rakyatnya, serta
dengan kemampuan manajerial pembangunan yang memadai. Dengan semangat pantang
menyerah tersebut dapat melahirkan etos kerja yang tinggi. Perilaku semacam itu
dapat menjadi jaminan bagi pengelolaan sumber daya yang dimiliki untuk lebih
produktif serta memberi nilai tambah bagi kehidupan masyarakat Luwu".
"Transformasi
nilai perjuangan Andi Djemma dalam bentuk seperti itu, dapat menselaraskan
antara potensi sumber daya alam yang dimiliki oleh Luwu dengan cara
memanfaatkannya secara maksimal. Hal yang demikian ini sepatutnya menjadi
sebuah keniscayaan, sehingga kekayaan daerah yang dimiliki dapat memberi
manfaat yang sebesar besarnya kemakmuran rakyat, karena dikelolah dengan
semangat pembangunan yang kuat dan berdimensi masa depan".
"Demikian
halnya bahwa keteladanan Andi Djemma dalam memposisikan rakyatnya sebagai
bagian penting dari perjuangan kemerdekaan, merupakan nilai yang mendasar untuk
diterapkan pada pembangunan Luwu ke depan. Negeri yang sehat dan sejahtera
adalah negeri yang bertumpu pada prinsip pengelolaannya pada ungkapan “dari
rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat”. Ternyata ungkapan ini telah diterapkan dan
dipahami oleh pemimpin perjuangan Rakyat Luwu jauh sebelum pandangan-pandangan
tentang kedaulatan rakyat tersebut diajarkan di ruang-ruang kelas untuk para
mahasiswa".
"Pandangan
dan sikap Andi Djemma tersebut lahir dari kesadaran bahwa “Rakyatlah yang
berdaulat di atas wanua”. Karena wanua atau negeri ini ada sebagai perwujudan
sifat ranchman dan rahiem dari sang maha pencipta bagi mahluk-NYA".
"Pengingkaran
kepada daulat rakyat atas Wanua, menjadi sepadan dengan pengingkaran kepada
sifat Rachman dan Rahiem-NYA sang maha pencipta. Kemudian dengan daulat rakyat
tersebut memberi ruang bagi mereka untuk memanfaatkan Wanua dengan segala
kekayaan yang dikandungnya. Pengakuan atas kedaulatan rakyat atas Wanua dan
kesempatan untuk memanfaatkan Wanua tersebut bagi kehidupan, belum memadai
sebagai perwujudan kesatuan pemimpin dengan rakyat yang dipimpinnya".
"Rakyat
membutuhkan keamanan dan kenyamanan untuk bekerja dan berusaha, begitu juga
rakyat membutuhkan berbagai fasilitas dan kemudahan agar upaya mereka mengelolah
Wanua dapat berdaya guna dan berhasil guna. Karena itu, pemimpin juga harus
hadir di tengah-tengah rakyatnya untuk menciptakan keamanan, dan kenyamanan,
pemimpin harus hadir memfasilitasi dan memudahkan rakyatnya dalam bekerja dan
berusaha. Kehadiran yang demikian itulah yang menunjukkan adanya manajemen
pembangunan dari pemimpin rakyat.
"Artinya,
rakyat tidak cukup dibiarkan hidup dengan alam dan lingkungannya secara
sendiri-sendiri, melainkan perlu kehadiran pemimpin di tengah-tengah mereka yang
dapat menciptakan keamanan, kenyamanan, dan kemudahan, serta memfasilitas
berbagai kebutuhan rakyat yang dipimpinnya".
"Dengan
hari jadi Luwu yang ke – 75, sangat bijak jika nilai-nilai perjuangan Datu Luwu
Andi Djemma sebagai Pemimpin Perjuangan Rakyat Luwu, dalam bentuk semangat
juang pantang menyerah, dan keteladanan terhadap kecintaan bagi rakyat
dijadikan sebagai nilai-nilai transformatif bagi pembangunan Luwu ke depan.
Dengan nilai-nilai tersebut menjadi harapan banyak pihak agar sumber daya alam yang
menjadi andalan Luwu dapat dikelolah dengan baik bermodalkan etos kerja yang
tinggi, sembari adanya kehadiran pemimpin yang mengayomi, dan memfasilitasi
berbagai kebutuhan rakyat Luwu. Ini tentu dapat menjadi jalan bagi usaha untuk
mewujudkan Luwu yang Makmur dan sejahtera". Aamiin Yaa Raabbal Aalamiin.
Penulis:
Sulkardi Sulkarnain
Editor:
Zainuddin Bundu