Luwu, Portal News – Dalam melihat evaluasi 100 hari kerja Kepala Kejaksaan Negeri (Kejari) Luwu yang baru, Ajis menegaskan pentingnya integritas dan visi yang jelas dalam menjalankan tugas dan fungsi Kejari saat di mintai tanggapannya selaku Ketua Koalisi Rakyat Bersatu (KRB) Tana Luwu, Zainuddin sapaan akrab Ajis Portal menyampaikan bahwa Kejari Luwu harus mampu menjadi lembaga penegak hukum yang dipercaya oleh masyarakat.
Menurut Ajis, integritas adalah landasan utama bagi setiap aparat penegak hukum. “Tanpa integritas, kepercayaan masyarakat terhadap lembaga hukum akan runtuh. Setiap tindakan dan keputusan harus didasarkan pada prinsip kejujuran dan tanggung jawab,” tegas Ajis.
Selain integritas, Ajis juga menekankan pentingnya memiliki visi yang jelas dan terarah. Kejari Luwu, Kepala Kejaksaan Negeri Luwu, Zulmar Adhy Surya, SH., MH., beserta seluruh jajaran. Menurutnya, harus proaktif dalam menangani kasus-kasus korupsi dan kejahatan lainnya. “Kita tidak boleh hanya reaktif terhadap laporan, tapi juga harus bisa melihat dan mengantisipasi potensi pelanggaran hukum yang ada di masyarakat,” Ujar Ajis.
Lanjut Ketua Koalisi Rakyat Bersatu (KRB) Tana Luwu juga mengapresiasi beberapa pencapaian yang telah diraih dalam 100 hari pertama ini Kejari Luwu, meski ia belum mengetahui secara jelas. “Ada banyak hal positif yang sudah dilakukan, mulai dari peningkatan pelayanan publik hingga penanganan kasus-kasus penting. Namun, kita tidak boleh berpuas diri dan harus terus berusaha lebih baik lagi,” tambahnya.
Dengan komitmen pada integritas dan visi yang jelas, Ajis berharap Kejari Luwu Kepala Kejaksaan Negeri Luwu, Zulmar Adhy Surya, SH., MH., dapat menjadi contoh bagi lembaga penegak hukum lainnya. “Ini bukan hanya tentang menjalankan tugas, tapi juga tentang membangun kepercayaan dan harapan masyarakat terhadap keadilan,” pungkas Ajis.
Pihaknya juga menekankan perlunya sinergi dengan berbagai pihak untuk mencapai tujuan tersebut. “Kejari Luwu tidak bisa bekerja sendirian. Diperlukan kerja sama dengan Media (Pers), Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Tokoh tokoh Masyarakat, dan Mahasiswa untuk menciptakan sistem hukum yang kuat dan adil,” jelasnya.
Ia mencontohkan beberapa langkah konkret yang sudah diambil Kejari Luwu beserta jajarannya dalam 100 hari kerja pertama, seperti peningkatan transparansi dalam proses penanganan perkara dan pelaksanaan program edukasi hukum bagi masyarakat. “Dengan program edukasi hukum, kita berharap masyarakat semakin sadar akan hak dan kewajibannya, serta lebih aktif dalam membantu penegakan hukum,” katanya.
Ajis juga menyoroti pentingnya pemanfaatan teknologi dalam meningkatkan kinerja Kejari Luwu. “Di era digital ini, kita harus mampu memanfaatkan teknologi untuk mempermudah dan mempercepat proses penanganan perkara. Misalnya, dengan sistem pelaporan online dan database yang terintegrasi, kita bisa bekerja lebih efisien dan transparan,” ujarnya.
Dalam menutup diskusinya, Ajis mengajak seluruh jajaran Kejari Luwu untuk terus berkomitmen pada prinsip-prinsip integritas dan profesionalisme. “Ini adalah tanggung jawab kita bersama. Setiap anggota Kejari harus memiliki komitmen yang sama untuk mewujudkan visi dan misi kita. Dengan begitu, kita bisa memberikan pelayanan hukum yang terbaik bagi masyarakat Luwu,” tutup Ajis.
Dengan demikian, evaluasi 100 hari kerja ini menjadi momentum dan harapan penting seluruh lapisan masyarakat dan bagi Kejari Luwu untuk terus berbenah dan meningkatkan kualitas kerja yang lebih kredibel. Diharapkan, dengan integritas dan visi yang kuat, Kejari Luwu dapat menjadi lembaga yang benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. (Red)