Tersangka Hengky, tampak dalam siaran langsung di Facebook beberapa warga setempat mengenakan seragam tahanan berwarna oranye.
Reka ulang ini menarik perhatian warga yang penasaran ingin melihat sosok sang pembunuh berdarah dingin itu di lokasi kejadian.
Saat adegan ke 20, yang ia lakoni, warga tak kuasa menahan emosinya, mereka meneriaki Hengky, si pembunuh. Ada juga yang memekik, hukum mati saja. Sorot mata Hengky, begitu tajam memandang kerumunan warga yang meneriakinya dengan sinis.
Saat reka adegan pembunuhan korban berlangsung di dalam rumah, warga tak dibolehkan mendekat.
Saat melihat pelaku keluar dari rumah, saat itulah warga meneriaki pelaku. "Bunuh mi saja itu, Pak. Kubur mi juga. Kurang ajar kau Hengky," seru warga.
Bahkan ada salah satu warga menggunakan pengeras suara dan kembali meneriaki Hengky pembunuh. “Hukum mati Hengky, pembunuh tak pantas hidup,” pekik seorang bapak-bapak di TKP.
Foto: Reka ulang adegan pembunuhan Jumiati oleh Hengky di Jl Kandea Makassar (ft: Detikcom) |
Selain itu, terlihat pula pemeran pengganti anak korban inisial VI dan HN sebagai saksi. Pria bernama Yusran berprofesi penjual bassang, selaku orang yang pernah mengontrak rumah pelaku juga dihadirkan dalam reka adegan.
Hingga pukul 11.30 WITA, pelaku telah melakukan 20 reka adegan. Termasuk melakukan reka adegan memukul dan membunuh istrinya di dalam rumah.
Setelah itu, Hengky lalu meneruskan agenda rekonstruksi sesuai arahan polisi. Hingga pukul 12.37 Wita, warga masih terus setia menyaksikan adegan rekonstruksi yang dilakukan oleh pelaku.
Sebelumnya diberitakan, terhadap seorang istri, Jumiati (35) oleh suaminya berinisial H (42) yang menghebohkan publik, Minggu 14 April 2024.
Pasalnya, korban dikubur dalam tanah di dalam rumahnya oleh suami sendiri di Jalan Kandea, Kecamatan Bontoala, Kota Makassar.
Diketahui, kasus dugaan pembunuhan ini terjadi pada tahun 2017 dan baru terungkap pada tahun 2024.
Kapolda Sulsel, Irjen Pol Andi Rian R Djajadi menjelaskan, kasus tersebut terungkap setelah adanya laporan dari anak korban berinisial V (17).
Kisah Jumiati Istri Tersangka, Korban KDRT yang Tewas Tragis
Terungkap sosok istri di Makassar, Sulawesi Selatan bernama Jumiati (35) yang dibunuh suaminya sendiri, Hengky (42) pada 2017 silam.
Hengky menguburkan jasad korban di pekarangan rumah dan membuat alibi korban kabur dengan pria lain.
Selama 7 tahun kasus kematian korban tak diketahui, bahkan oleh keluarganya.
Kakak Jumiati, Kasmi (42), tidak menyangka adiknya tewas dibunuh.
"Saya terakhir komunikasi (dengan almarhum) pada tahun 2017," ucapnya ditemui di lokasi, Selasa (16/4/2024) sore.
Setelah mendapat kabar dari H jika korban hilang, pihak keluarga langsung mencari keberadaan anak bungsu dari lima bersaudara itu.
"Kita mencari, kita sebarkan fotonya di mana-mana, baik keluarga yang jauh. Kita sebar fotonya untuk mencari ini," terangnya.
Ia sempat bertanya ke H terkait kebenaran Jumiati kabur, namun tidak dijawab dengan jelas.
Sejak korban menghilang, H jarang berinteraksi dengan kakak-kakak Jumiati.
"Dari ringan tangan itu kita curiga memang. Kalau ketemuka juga menghindar setelah itu, takut ditanya. Tidak mau lagi berbaur dengan kita," sambungnya.
Menurutnya, Jumiati merupakan istri yang taat kepada suami dan menyayangi dua anaknya.
Selama berumah tangga, Jumiati sering menjadi korban KDRT yang dilakukan Hengky.
"Tidak pernah curhat. Dia (korban) sabar. Dia kalau sudah dipukul langsung datang ke rumahku, namun tidak pernah cerita. Datang saja bermalam, tinggal. Tidak pernah memperlihatkan luka-lukanya," jelasnya.
Ia berharap Hengky dihukum mati sesuai dengan perbuatannya melakukan pembunuhan terhadap Jumiati.
"Kalau kita sekeluarga hukuman mati saja, karena. Kasihan juga anaknya. Kita takut nanti dia (pelaku) dendam sama anaknya. Itu pertimbangan untuk anak, untuk kita juga keluarga," tegasnya.
Korban Dibunuh Agustus 2017
Kapolrestabes Makassar, Kombes Pol Mokhamad Ngajib, mengatakan fakta baru ini terungkap setelah sembilan saksi diperiksa.
Jasad baru ditemukan setelah anak korban membuat laporan pada Sabtu (13/4/2024) atau tujuh tahun setelah pembunuhan.
"Jadi perkembangan penanganan perkara untuk terjadinya kasus pembunuhan, setelah kita lakukan pemeriksaan sampai saat ini ada sembilan orang saksi dan satu tersangka," terangnya, Selasa (16/4/2024), dikutip dari Tribun.
Kombes Pol Mokhamad Ngajib, menambahkan korban dibunuh sekitar bulan Agustus 2017 berdasarkan keterangan saksi dan temuan tim digital forensik.
Diduga Hengky menganiaya istrinya hingga tewas karena cemburu.
"Pada saat itu, ini sudah ada perjanjian atau sudah ada janji untuk ketemu mengadakan satu acara kemudian diinformasikan bahwa istrinya ini ketemu dan komunikasi dan bersama-sama dengan mantan pacarnya," ucapnya.
Ketika mendapat kabar korban akan bertemu mantan pacarnya, pelaku melakukan penganiayaan sebanyak tiga kali.
"Pertama menggunakan balok, kedua balok, ketiganya menggunakan balok dan melakukan pemukulan sehingga di hari ketiga didapatkan lah korban sudah meninggal dunia," lanjutnya.
Pengakuan Anak Korban
Kasus ini terungkap sesuai anak pertama korban, V (17) membuat laporan ke Polrestabes Makassar pada Sabtu (13/4/2024).
V mengaku berulang kali dianiaya ayah kandungnya, Hengky.
Saat diinterogasi, V juga membongkar kasus pembunuhan yang dilakukan Hengky.
Pada 2018 usia V baru 11 tahun, sedangkan adiknya 5 tahun.
"Waktu itu saya masih kelas IV SD. Sepulang sekolah saya melihat mama saya terbaring di lantai, saya hampir tidak mengenalinya karena wajahnya sudah bengkak," papar V, Senin (15/4/2024), dikutip dari Tribun.
V melihat jasad ibunya tergeletak di lantai selama dua hari.
Hengky kemudian membawa semen dan pasir ke rumah untuk menguburkan jasad korban.
Hengky meminta V dan adiknya berpura-pura sedang ada pembangunan kolam ikan jika tetangga bertanya.
"Saya melihat bapak saya membawa masuk ke dalam rumah pasir dan semen kemudian memberitahukan kepada saya, kalau ada yang bertanya semen itu untuk apa, saya harus jawab untuk membuat kolam ikan," lanjutnya.
Selain itu, Hengky juga meminta V berbohong ibunya kabur dengan pria lain.
Selama 6 tahun V menyembunyikan kasus kematian ibunya karena diancam ayahnya (Hengky).
"Bapak saya kemudian mengajari saya dan adik saya yang waktu itu masih berumur lima tahun bahwa jika ada yg bertanya mama kamu kemana? sampaikan bahwa mamamu pergi entah kemana," bebernya.
Sosok Hengky
Jasad korban dikuburkan di tanah pekarangan rumah yang luasnya hanya satu meter.
Saat makam dibongkar, kondisi korban tinggal tulang belulang dan dievakuasi ke RS Bhayangkara Makassar.
Setelah proses penyelidikan selesai, tulang korban kembali dimakamkan di pekuburan Kecamatan Rappocini, Makassar, Senin (15/4/2024) pagi.
Ketua RW setempat, Andi Tenri menyatakan pelaku merupakan sosok yang pendiam dan jarang berinteraksi dengan warga.
"Dia kurang berinteraksi sama warga, karena mungkin temperamen. Orang begitu dilihat pasti takut. Soalnya dia pendiam. Tapi dia begitu mi," tuturnya, Minggu (14/4/2024).
Sejumlah warga sudah mengetahui pelaku sering melakukan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) terhadap istrinya.
"Saya dengar tetangga, dia sering memang pukul istrinya selama dia tinggal," lanjutnya.
Ketua RT setempat, Rizal juga tidak terlalu mengenal pelaku lantaran kepribadiannya tertutup.
Ia sering melihat Hengky pulang ke rumah dalam kondisi mabuk.
"Dia pengangguran, tertutup sama warga di sini. (Suka bikin ulah) Dulunya kalau pulang mabuk," tukasnya.(Red)
Jangan lupa subscribe dan ikuti Video lainya di Channel Youtube Portal TV