PORTAL NEWS -- Kawasan langganan banjir masih tetap didominasi oleh kecamatan Wara, Wara Timur dan Wara Selatan atau secara geografis disebut Palopo bagian selatan, dalam bencana banjir pada tiga hari terakhir sejak Selasa dan terakhir Kamis malam tadi, 28 Maret 2024 yang melanda kota Palopo, Sulawesi Selatan.
Banjir ini menyebabkan bukan saja kerugian materiil, tetapi juga resiko penyakit yang kerap menyertai, yang dampaknya lebih banyak dialami oleh masyarakat kelas bawah, dan bukan dialami oleh para Pejabat di kota idaman tersebut.
Dipantau redaksi Portal News, di tiga kecamatan yang terpapar banjir bandang jilid dua semalam, kawasan Jalan Belimbing a.k.a Jalan KH Abd Kadir Daud di kelurahan Dangerakko kecamatan Wara adalah daerah langganan banjir.
Ketinggian air bahkan mencapai dada orang dewasa, akibat meluapnya Sungai Latuppa yang mengalir dari hulu ke hilir, hingga daerah aliran sungai Ammasangan di bagian perkotaan.
Screenshot Foto: material kayu yang ikut hanyut dalam banjir bandang di aliran Sungai Latuppa yang direkam warga di Salo Tellue, Wara Timur kota Palopo |
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Palopo, Burhan Nurdin menyebut, ada empat kecamatan terpapar Banjir yakni Wara, Wara Timur, Wara Selatan dan Mungkajang.
Burhan bilang, hampir seluruh wilayah yang dilalui Sungai Latuppa terendam banjir.
"Banjir malam ini disebabkan air Sungai Latuppa meluap dan merendam hampir seluruh wilayah yang dilalui sungai Latuppa," sebutnya, Jumat dini hari tadi.
Sejumlah ruas jalan dan rumah warga terendam banjir terjadi sejak Kamis (28/3/2024) malam.
Puncak banjir mengalami klimaks di jam-jam 00.25 Wita sampai pukul 03.40 Wita.
"Ada beberapa ruas jalan dan rumah warga terendam, untuk jumlah pastinya belum diketahui karena tim BPBD masih melakukan asesmen di sejumlah titik," lanjut Burhan.
Ketinggian banjir yang melanda kota Palopo bervariasi, mulai dari 80 cm hingga 130 cm.
Sementara itu, Penjabat Wali Kota Palopo, Asrul Sani yang ikut memantau banjir menduga adanya alih fungsi lahan di sekitar kawasan Sungai Latuppa.
"Bisa kita lihat bersama banjir tersebut membawa kayu besar dan diduga dikarenakan adanya alih fungsi lahan di kawasan Sungai Latuppa," kata Asrul Sani, Kamis (28/3/2024) malam saat memantau banjir di jembatan di Jalan Andi Tenriajeng ex Jalan Cakalang, kecamatan Wara Timur.
Pj Wali Kota menyebut, pihaknya bakal mengecek kondisi Sungai Latuppa guna mencari tahu penyebab air Sungai Latuppa meluap.
"Besok kami (pemerintah Kota Palopo) akan mengecek langsung ke atas (sungai Latuppa), karena ini adalah persoalan serius," tambahnya.
Screenshot Foto: kayu gelondongan ikut hanyut dalam banjir bandang di aliran Sungai Latuppa yang direkam warga di Salo Tellue, Wara Timur kota Palopo |
Dalam tayangan video siaran langsung warganet, salah satunya live video akun Facebook Alam Shoop Palopo, terlihat jelas warga setempat dibantu aparat Damkar dan TNI-Polri saling bahu membahu membersihkan saluran air di kanal Salo Tellue yang tersumbat oleh tumpukan sampah yang terbawa luapan air Sungai Ammasangan. Bahkan banyak kayu-kayu kecil serta kayu log besar yang ikut terseret banjir, menimbulkan kecurigaan dugaan illegal logging di kawasan hulu Sungai Latuppa, Bukit Siguntu, dan sekitarnya yang merupakan kawasan hutan lindung.
Berikut Data dan Fakta Banjir Bandang Palopo
Kecamatan terdampak: 4
Kelurahan terdampak: 6
Rumah terendam: 310 rumah
Potensi penyakit: ISPA dan penyakit kulit
(Red)
Jangan lupa subscribe dan ikuti Video lainya di Channel Youtube Portal TV