√ Pj Wali Kota Sebut Ada 500 Penderita HIV/AIDS di Kota Idaman, Dinkes Palopo Gencar Lakukan Hal Ini untuk Memutus Rantai Penularannya- Portal News - Media Investigasi Pembaharuan Nasional

Jelajahi

Copyright © Portal News
Created with by Portal News
PT ZIB Group Templates

Iklan

Iklan

iklan-portal-news

Pj Wali Kota Sebut Ada 500 Penderita HIV/AIDS di Kota Idaman, Dinkes Palopo Gencar Lakukan Hal Ini untuk Memutus Rantai Penularannya

Jumat, 22 Maret 2024, Maret 22, 2024 WIB Last Updated 2024-03-29T06:24:10Z

Pj Wali Kota Sebut Ada 500 Penderita HIV/AIDS di Kota Idaman, Dinkes Palopo Gencar Lakukan Hal Ini untuk Memutus Rantai Penularannya

PORTAL NEWS
-- Angka prevalensi atau penularan HIV/AIDS di kota Palopo cenderung meningkat dari masa ke masa.  


Sinyalemen ini dilontarkan orang nomor satu di Kota Idaman alias Kota Kebersamaan, Palopo, saat menghadiri acara Buka Puasa Bersama di Kantor Camat Wara Timur, Senin pekan lalu (18/03). 



Kata Asrul Sani, Penjabat (Pj) Wali Kota Palopo di acara amaliah ramadhan itu, “Jumlah penderita HIV/AIDS saat ini (di kota Palopo) mencapat 500 orang. Angka ini cukup tinggi. Bahkan Palopo yang tertinggi kedua di Sulsel setelah Makassar. Mari kita menjaga diri dari AIDS, minimal keluarga kita masing-masing, jangan sampai menambah angka penderita," pesannya di acara Buka Puasa Bersama Forkopimda. 


Foto: Kepala Dinas Kesehatan Palopo, Irsan Anugerah, S.KM, MM (Net)


Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Palopo, Irsan Anugerah SKM MM, yang dihubungi terpisah, Jumat (22/03/2024) menyebut, angka penularan HIV/AIDS di Palopo terjadi trend sejak 2016 lalu. 


"Untuk tahun 2020 ada 87 kasus HIV/AIDS yang positif. Kemudian tahun 2021 ada 66 kasus. Pada 2022 naik menjadi 166 kasus, 2023 ada 147 dan 2024 ada 5 kasus baru," papar Irsan kepada Portal News.


"Sampai saat ini ada 400 kasus HIV/AIDS di kota Palopo. Angka ini adalah angka yang orangnya masih hidup. Jika sudah meninggal dunia, datanya kami hapus," terang Irsan.


Follow Official WhatsApp Channel PORTAL NEWS untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


"Dari jumlah kasus yang kami temukan itu memang mereka tertular karena perilaku seks bebas," jelasnya.


Angka tersebut, menurut dia, adalah hasil kolaborasi Dinkes Palopo dan lembaga swadaya masyarakat yang bergerak turut membantu sehingga lebih banyak lagi orang yang beresiko atau rentan terhadap HIV/AIDS yang mau diperiksa atau melakukan tes awal alias screening.  


"Kami bekerjasama dengan komunitas penjangkau sehingga lebih banyak lagi skrining kami lakukan. Hasilnya, dari beberapa Puskesmas di kota Palopo, angka-angka ini bisa kami dapatkan. Sehingga kolaborasi ini di tahun 2024 akan semakin kami tingkatkan," jelas Irsan.


Ia menggarisbawahi, jika angka 400 yang ada saat ini, bisa saja lebih besar dari kenyataan yang ada, mengingat kasus HIV/AIDS ibarat fenomena gunung es. Masih banyak penderita atau mereka, pihak yang rentan menularkan ataupun pihak yang rentan ditulari HIV/AIDS yang tidak berani atau juga tidak tahu, jika sebenarnya dirinya telah terpapar virus HIV, karena tidak pernah melakukan skrining. 


"HIV/AIDS itu seperti fenomena gunung es, jadi harus lebih gencar kami lakukan screening. Banyak yang mungkin masih takut, tidak berani ikut tes atau screening HIV. Padahal kaum yang beresiko ini adalah yang mudah tertulari. Misalnya ibu rumah tangga dan bayinya yang tertular dari suaminya yang sering "jajan" atau gonta ganti pasangan seksual, pengguna narkotika jenis suntikan, pekerja seks yang rawan terkena Penyakit Menular Seksual (PMS), dan sebagainya," imbuhnya.


Nah mereka ini yang rawan terpapar Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang menyebabkan gangguan sistem kekebalan tubuh, sehingga pengidapnya mudah terkena berbagai infeksi penyakit lain (komplikasi). Deteksi dini virus ini diperlukan untuk mencegah seseorang dengan HIV terjangkit infeksi yang membahayakan nyawa.   


"Jadi di Palopo ini, pasien HIV/AIDS yang sudah parah rujukannya di RSUD Sawerigading. Disana ada ruang khusus (isolasi) sehingga lebih mudah dipantau perkembangannya. Apalagi mereka itu (yang positif HIV) rata-rata masuk kategori usia produktif yakni antara 15-59 tahun. Mengenai angka persisnya per gender atau jenis kelamin kami nanti sampaikan, yang jelas kita turut prihatin dan mengimbau masyarakat untuk tidak takut melakukan screening." 


Irsan menegaskan, Dinas Kesehatan Kota Palopo akan terus berupaya agar bisa memutus rantai penularan HIV/AIDS. Untuk itu, pihaknya rutin memberikan pemahaman secara massif terhadap masyarakat.


"Kalau yang sudah terinfeksi, kita harapkan penderita tidak menularkan kepada orang lain atau pasangannya. Kemudian harus terus memeriksa kesehatannya. Kami akan terus melakukan edukasi dan kolaborasi dengan berbagai komunitas penjangkau," pungkas Irsan.


Data Fakta Kasus HIV/AIDS di Palopo

Tahun 2020 : 87

Tahun 2021 : 66 

Tahun 2022 : 166

Tahun 2023 : 147

Tahun 2024 : 5

Total Kasus s/d saat ini: 400 Positif HIV/AIDS. 



"Masa Inkubasi HIV/AIDS atau windows periodnya cukup panjang, bisa sampai 20 tahun"

[ Kepala Dinkes Palopo, Irsan SKM, MM ]


Berikut 10 urutan kasus HIV dengan angka terbesar di Sulsel:

1. Makassar

2. Palopo

3. Jeneponto

4. Parepare

5. Bone

6. Wajo

7. Sidrap

8. Gowa

9. Bulukumba

10. Sinjai

(Red) 

Jangan lupa Subscribe dan ikuti Video lainya  di Channel Youtube Portal TV

Silahkan Komentar Anda

Tampilkan


Portal Update


X
X
×
BERITA UTAMA NEWS
-->