PORTAL NEWS -- Sebagai venue resmi Liga 3 Sulawesi Selatan, kondisi lapangan Kostrad Kariango Maros yang becek dan berlumpur di musim penghujan, mulai banyak dikeluhkan klub peserta dan juga netizen.
Liga 3 Putaran Provinsi Sulsel sudah berjalan selama kurang lebih hampir 1 bulan, dimana setiap hari ada 2 match yang disajikan. Setelah melewati putaran pertama, kini berada di putaran kedua dimana ada 12 klub berlaga untuk mendapatkan tiket ke putaran selanjutnya, yakni babak 8 besar.
Menanggapi sorotan tersebut, Sekum Asprov PSSI Sulsel, Ahmadi Jafri saat dihubungi via telepon, Jumat siang (2/2), pukul 11.30 Wita, mengatakan, pihaknya sudah pernah menawarkan kepada klub untuk menjadi tuan rumah, namun karena berada di tahun politik, beberapa klub yang sudah berminat akhirnya batal dan lebih memilih mundur dengan alasan sulit memperoleh izin dari aparat, karena memasuki tahun atau bulan politik.
"Untuk itu, kami dari Asprov PSSI Sulsel, memilih untuk mengedepankan aspek keamanan, dengan bekerjasama dengan pihak TNI, sehingga kami putuskan lapangan Kostrad Kariango Maros sebagai venue Liga 3 Sulsel," jelas Ahmadi.
Selain itu, lanjut Ahmadi, Asprov PSSI Sulsel berusaha mengakomodir semua keinginan klub termasuk menyalurkan bakat hobi anak muda agar bisa naik ke jenjang yang lebih tinggi lagi di Liga 3 sampai menjadi pemain profesional di masa datang.
Soal adanya masukan Pengamat tentang perlunya PSSI Pusat terlibat langsung membantu Asprov dalam pengadaan lapangan yang berstandar FIFA, Sekum Asprov Sulsel itu malah menampiknya," sebenarnya belum perlu, seandainya saja pemerintah mau memberikan kepercayaan penuh kepada kami (Asprov) untuk mengelola lapamgan milik pemerintah, itu bisa menjawab masalah yang ada," tambahnya.
Untuk itu, Ahmadi berharap pengertian dari manajer dan pimpinan klub, agar perhelatan Liga 3 Sulsel tahun ini berjalan lancar, meskipun ada sedikit kendala teknis soal lapangan yang becek. "Kita lihat sendiri saat ini kita di Sulsel utamanya Maros ini curah hujannya sangat tinggi sehingga biar bagaimanapun tetap becek dan berlumpur. Kami hanya minta pengertiannya saja, ini hanya sementara," pungkas dia.
Ahmadi Jafri, Sekum Asprov PSSI Sulsel. (Foto: net) |
Sebelumnya dikabarkan, netizen hingga manajer klub ramai-ramai memprotes kondisi venue Liga 3 Sulsel yang sudah mengakhiri putaran 12 besar sore tadi - yang nampak becek dan permainan sepak bola menjadi tidak menarik lagi, karena tidak lagi mengandalkan teknik dan taktik melainkan otot akibat bola yang tidak bisa bergulir maksimal, kandas di kolam becek dan berlumpur.
Bahkan, salah satu Pengamat, bernama Iccank yang menyoroti perhelatan ini karena memakai label Liga 3 meski masih skala regional. "Ini adalah kompetisi resmi PSSI yang merupakan kalender Pusat, harusnya lapangannya jangan begini juga dong. Cari lapangan altermatif, atau tunda dulu sampai kondisi lapangan pulih kembali dengan cuaca yang lebih baik."
"Saya minta Pak Erick Thohir memantau semua Liga 3, dan semua Asprov di Indonesia. Jika ada yang pakai venue bermasalah, harap segera dibantu, misalnya dengan pengadaan lapangan berstandar FIFA yang dikelola Asprov masing-masing di seluruh Tanah Air," tegas pemerhati sepak bola di kota Belopa itu. (Red)