Sebuah
penelitian terbaru yang dilakukan oleh para ilmuwan di Universitas Teknologi
Nusantara (UTN) telah mengungkap dampak positif dan negatif dari penggunaan
kendaraan hibrida.
Kendaraan
hibrida, yang menggunakan kombinasi mesin bensin dan motor listrik, telah
menjadi sorotan dalam beberapa tahun terakhir karena klaimnya yang berpotensi
mengurangi emisi gas rumah kaca.
Studi ini,
yang dipublikasikan dalam jurnal ilmiah "Lingkungan dan Teknologi",
menyoroti beberapa hasil yang menarik.
Di antara
dampak positifnya adalah pengurangan emisi gas buang kendaraan, yang secara
langsung mengurangi polusi udara di daerah perkotaan.
Selain itu,
efisiensi bahan bakar yang lebih tinggi pada kendaraan hibrida juga dapat
mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan mengurangi biaya
operasional jangka panjang bagi pemilik kendaraan.
Namun, studi
ini juga menemukan beberapa dampak negatif dari kendaraan hibrida. Salah
satunya adalah ketergantungan yang lebih besar pada sumber daya baterai, yang
memicu kebutuhan akan produksi dan pembuangan baterai yang lebih intensif.
Proses ini
dapat menyebabkan peningkatan limbah elektronik dan masalah lingkungan terkait
dengan pertambangan material baterai.
Profesor
Ahmad Rizki, salah satu peneliti utama dalam studi ini, mengatakan,
"Meskipun kendaraan hibrida menawarkan manfaat signifikan dalam mengurangi
emisi gas buang, kita juga harus mempertimbangkan dampak keseluruhan mereka
terhadap lingkungan.
Penting
untuk terus melakukan penelitian dan inovasi dalam teknologi ini untuk
meminimalkan dampak negatifnya."
Studi ini memberikan wawasan penting bagi industri otomotif dan pembuat kebijakan untuk mempertimbangkan konsekuensi penuh dari penggunaan kendaraan hibrida dalam upaya mereka untuk mengurangi emisi dan memperbaiki kualitas udara global. (Red)