Kali ini giliran Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) yang ikut angkat bicara.
Lewat Sekretaris PPNI Luwu, Iskandar, korps perawat itu akan terus mengawal kasus ini hingga Pelaku dihukum.
"Kami minta pelaku segera dihukum, kami juga tetap akan membantu kelancaran penyelesaian kasus Arfah di kepolisian. Kami dari PPNI Luwu ingin polisi bertindak tegas, tidak ada toleransi untuk insiden tersebut. Kami ingin kasus ini diusut sampai tuntas," ucap Iskandar, Senin (28/08).
PPNI Luwu, masih lanjut Iskandar, menyatakan mengutuk keras perlakuan yang dialami sejawat kami, Arfah.
Salah satu bentuk dukungan PPNI Luwu adalah terus menggalang dukungan lewat flyer, agar kasus penganiayaan perawat yang videonya viral di sosial media ini bisa tuntas.
Flyer dukungan PPNI berisi kecaman atas aksi tak terpuji beberapa keluarga pasien terhadap Arfah.
Dalam flyer yang beredar di dunia maya, tertulis hestek #SavePerawatIndonesia dan #StopKekerasanTenagaKesehatan.
Diketahui, kasus ini terjadi pada Sabtu sore sekira pukul 17.00 WITA pada 26 Agustus 2023.
Awalnya, ada tiga pasien kasus kecelakaan lalu lintas yang masuk ke UGD Puskesmas Bua yang terletak di Desa Sakti, Bua Kabupaten Luwu.
Karena ruangan sudah penuh oleh keluarga pasien, maka petugas medis di tempat itu dengan bahasa yang tetap santun meminta agar mereka (keluarga pasien) yang tidak berkepentingan, agar keluar dari ruangan, supaya pasien bisa segera ditangani dengan baik lewat pertolongan pertama oleh paramedis.
Ada keluarga pasien yang hendak menerobos masuk ruangan tapi dicegat. Setelah disampaikan bahwa pengunjung ruangan UGD dibatasi masuk, eh mereka malah tidak terima.
Mereka lalu menarik dan memukul Arfah, petugas medis setempat.
Peristiwa pemukulan dan pengeroyokan Arfah ini terekam oleh kamera warga yang kebetulan berada di area itu.
Video berdurasi dua menit itulah yang kemudian viral setelah diunggah sang kakak di akun Facebooknya. (Red)