Puskesmas Suli Vaksin 40 Orang Untuk Cegah Penularan Covid-19 -->

Iklan Semua Halaman

Kabupaten Luwu

Hot Posts

Puskesmas Suli Vaksin 40 Orang Untuk Cegah Penularan Covid-19

Kamis, 04 Februari 2021
Puskesmas Suli


Luwu, Portal News - Pasca vaksin Covid 19 tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Kamis (31/12/2020). Dan ada sekitar 1,8 juta dosis vaksin Covid 19 produksi Sinovac, yang rencananya akan disalurkan ke seluruh daerah.

 

Pemerintah berharap agar semua masyarakat bisa menerima, dan melakukan Vaksin untuk kesehatan bersama. Agar terhindar dari penularan virus Covid 19.

 

Tak hanya itu, Presiden Joko Widodo menjadi orang pertama yang disuntik vaksin Sinovac. Rabu (13/1/2021) lalu.

 

Hal itu menandai dimulainya proses vaksinasi Covid 19 di Indonesia pada tahap pertama, yaitu pada golongan orang-orang yang mendapatkan prioritas.

 

Vaksinasi Covid 19 di Indonesia mulai dilaksanakan setelah vaksin Covid 19 Sinovac mendapatkan izin penggunaan darurat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

 

Tak lepas dari program tersebut, tenaga Kesehatan masyarakat (Puskesmas) yang berada di wilayah Suli, Kecamatan Suli, Kabupaten Luwu, Provinsi Sulawesi Selatan turut mengambil peran.

 

Salah satunya, Kepala Puskesmas  Suli ikut andil dalam melaksanakan program penyaluran vaksin tersebut, dan tenaga-tenaga Kesehatan lainnya. Terkhusunya di Puskesmas Suli. Kamis pagi (04/02/2021) pukul 09:00 (WITA).

 

Dari pantauan di lokasi, Hasanuddin, SKM, MM, Kes selaku Kepala Puskesmas (Kapus) Suli tengah melakukan vaksin yang pertama, setelah di vaksin observasi selama 30 menit.

 

Dirinya mengatakan bahwa “Tidak ada gejala-gejala apapun yang dirasakan, rasanya biasa-biasa saja." Ungkapnya.

 

“Hari ini rencananya akan divaksin sekitar 40 orang untuk tenaga kesehatan, dan kita utamakan dulu pegawai negeri sipil (PNS). Namun hari ini baru sekitar 20 orang yang sudah dilakukan vaksinasi. Untuk tenaga honorernya sendiri kami belum tahu redaksinya atau jadwalnya kapan untuk dilakukan vaksin. Sebelum divaksin kita terlebih dahulu melakukan pengecekan kesehatan oleh dokter di bagian screening, apabila ada yang mengalami penyakit tertentu. Itu tidak bisa dilakukan vaksin, dan untuk vaksin itu berusia 18 tahun sampai dengan 59 tahun." Terang Hasanuddin.

 

Tambah Hasan lagi, “Setelah selesai divaksin, kita masih tetap menjalani protokol kesehatan (Prokes). Pakai masker, Mencuci Tangan, Menjaga Jarak dan menghindari keramaian, harapan saya. Setelah divaksin semoga kita sehat semua, dan bisa memutus mata rantai penyebaran Covid 19 ini. Sehingga tidak ada lagi yang terinfeksi virus, karena vaksin ini semata-mata untuk perlindungan kita semua khususnya Masyarakat". Imbuhnya

 

Selain itu, Muthmainnah Mulfa selaku Dokter Puskesmas Suli juga menambahkan bahwa.

 

“Hari ini dilakukan vaksin bagi tenaga kesehatan, dan semoga teman-teman semua terbentuk anti body. Dan setelah vaksin tetap melakukan protokol kesehatan, karena vaksin ini seperti vaksinasi balita, tidak ada seratus persen perlindungan kekebalan. Makanya ini nanti dibooster kembali setelah 14 hari, vaksinasi Nakes sendiri belum berakhir hari ini. Masih ada sampai bulan April." bebernya

 

Lanjut Muthmainnah, “Masyarakat terakhir di vaksin setelah Nakes dan administrator publik, berharap masyarakat bisa ikut berpartisipasi. Dan berperan aktif dalam program vaksinasi ini, terkhususnya masyarakat kecamatan suli. Apabila menerima sms blast, sebagai sasarn vaksinasi. Makadatang ke puskesmas untuk registrasi, screening lalu vaksinasi. Jika pada saat Screening tidak memenuhi syarat untuk divaksin, maka tidak akan diberikan vaksin. Jadi masyarakat jangan khawatir untuk divaksin,  karena semuanya belum tentu divaksin. Ada tahapan screening, atau pemeriksaan yang lebih dulu dijalaninya “Jangan Takut Kepuskesmas, Berani Vaksin Untuk Cegah Corona”.

 

“Jika mengalami suatu penyakit, itu tidak bisa diberikan vaksin. Seperti tekanan melebih 140,  mengalami penyakit kanker, kelainan darah, mengkonsumsi obat, dan penyakit ginjal. Untuk kategori Ibu hamil dan menyusui, kami input dilayanan untuk ditunda sampai tidak menyusui baru boleh divaksin. Dan nantinya kita tetap melakukan sosialisasi ke masyarakat". Tutup Muthmainnah.

 

Penulis: Sukardi Sulkarnain

Editor: Esse