√ Wija To Luwu Nihil di DPD, Cuma Satu yang Lolos di Dapil 3 Sulsel, Pengamat: Dari Dulu Rapuh Kayak Kerupuk- Portal News - Media Investigasi Pembaharuan Nasional

Jelajahi

Copyright © Portal News
Created with by Portal News
PT ZIB Group Templates

Iklan

Hot Widget

iklan-portal-news

Wija To Luwu Nihil di DPD, Cuma Satu yang Lolos di Dapil 3 Sulsel, Pengamat: Dari Dulu Rapuh Kayak Kerupuk

Selasa, 05 Maret 2024, Maret 05, 2024 WIB Last Updated 2024-03-05T17:25:45Z

Wija To Luwu Nihil di DPD, Cuma Satu yang Lolos di Dapil 3 Sulsel, Pengamat: Dari Dulu Rapuh Kayak Kerupuk

PORTAL NEWS
 -- Perolehan suara Wija To Luwu (WTL) di perhelatan Pemilu 2024 terutama di perburuan kursi DPR RI dan DPD ternyata sangat jauh dari harapan. 


[ Mau Nonton TV Streaming Portal TV? Klik DISINI ]  


Selain minim, suara mereka di persaingan internal partainya juga melempem. 


Jikalau pun ada, hanya ada satu Caleg saja yang bisa dipastikan melenggang, sementara yang lainnya ambyar. 


Kasus Pemilu 2019 nampaknya bakal terulang kembali. Waktu itu, hanya Dhevy Bijak satu-satunya WTL yang lolos. Yang lain cuma numpang nama saja. 


Nah di Pemilu 2024 ini, khususnya di kursi DPD RI, Datu Luwu ke-40 Yang Mulia, Andi Maradang Mackulau SH pun bernasib sama. 


Pecahnya suara Wija To Luwu ke kubu Andi Hatta Marakarma membuat WTL tak satupun yang bisa lolos ke kursi DPD RI, ini jika mengintip real count KPU per hari ini Selasa (5/3) pukul 13.05 WITA. 


Datu Luwu hanya berada di posisi ke-5 dengan raihan suara 258.930 atau 7,25%, sementara peringkat pertama H Al Hidayat Samsu yang juga anggora DPRD Makassar (kader PDIP) meraup 369.040 suara atau 10,33% pemilih. 


Peringkat kedua, Abd Waris Halid dengan perolehan 10,11 persen suara atau setara 361.088.

Ketiga, Tamsil Linrung dengan suara 332.884 suara dan Andi Muh Ihsan 295.736 suara di urutan ke-4.


Andi Hatta sendiri tercatat hanya meraup suara 241.791 atau 6,77%. padahal jika calon dari Luwu Raya hanya punya satu calon, bisa dipastikan suaranya akan solid menjadi sekitar 500 ribu-an suara, karena real count KPU per hari ini baru mencakup 74,66% suara yang masuk. 


Begini Kata Pengamat


Sementara itu pengamat politik, Ishak Yswandi saat dihubungi awak media (5/3), mengaku tidak terkejut dengan hasil Pemilu 2024 utamanya pemilihan legislatif. 


Wija To Luwu, kata dia, dari dulu hanya dijadikan batu pijakan orang dari luar Luwu Raya untuk meraup suara partai politik. 


"Jumlah DPT di Luwu Raya untuk 4 Kab/Kota sebesar 800 ribuan suara. Tapi sayang sekali, Wija To Luwu itu memang sepertinya tidak punya pemimpin yang bisa menjadi figur untuk didengar suaranya. Datu Luwu maju DPD RI saja masih ada juga pihak yang ikut maju, sehingga kita tidak dapat apa-apa, selain suara yang hangus" ucapnya. 


"Belum lagi di DPR RI. Partai banyak. Tokoh dan figur juga banyak. Tapi lagi-lagi, karena kita tidak punya elit saat ini yang bisa didengar suara. Tokoh yang sekelas JK misalnya yang menjadi figur orang Bugis. Dulu Pak Syahrul Yasin Limpo tokoh asal Makassar yang kuat leadershipnya. Kalau dia bilang A, semua akan ikut. Sementara kita di Luwu Raya siapa? 


Nggak ada. Ada memang organisasi yang kuat seperti KKLR, tapi simbolik, organisasi doang, isinya maaf saja, kebanyakan kumpulan "pedagang", bukan tokoh yang hadir mempersatukan WTL. Buktinya, hingga hari ini, kita tak punya figur sentral di perpolitikan nasional. Figur kuat yang ketika turun gunung semua masyarakat dari pelosok terpencil berdatangan. Mohon maaf sekali lagi, kita memang rapuh kayak kerupuk, mudah dirontokkan pihak lain."


"Hari ini kita kembali "dijajah" karena yang menang di Dapil III Sulsel, yang tergolong WTL cuma Unru Baso (Ubas) saja. Dhevy Bijak sudah pudar kharismanya. Irwan Hamid baru mau naik kelas wajar suaranya masih minim baru sekitar 15 ribuan. Pak Darwis Ismail 28 ribuan, dan lain-lain. 


"Sementara figur eks kepala daerah setelah lengser, tidak lagi punya taring. Pak Cakka misalnya, eks bupati Luwu berapa suaranya di Gerindra? Judas Amir dari Nasdem eks walikota Palopo berapa suara dia dapat? 


Yang bertahan karena memang masih pegang kekuasaan, seperti Muhammad Fauzi di partai Golkar, karena istrinya masih jadi Bupati Luwu Utara, masih berkuasa sehingga masih bisa dulang suara lewat jaringan birokrasi para aparat desa," pungkasnya.  

  

Sebelumnya dikabarkan, jika perolehan suara di Dapil III Sulsel, Nasdem masih mendominasi disusul Gerindra dan Golkar serta PDIP. 


Ketua DPW NasDem Sulawesi Selatan Rusdi Masse masih perkasa dengan torehan suara mencapai 118.487 


Rusdi Masse tak hanya meraih suara tertinggi namun juga “mempecundangi” tiga perwakilan Luwu Raya yaitu Judas Amir, Hayarna Hakim dan Putri Dakka di internal partainya.


Pasalnya, Judas Amir saat ini berstatus Ketua NasDem Palopo dan juga mantan Walikota Palopo dua periode saat ini hanya memperoleh 8.710 suara jauh tertinggal dari sang ketua NasDem Sulsel.


Sementara Ketua NasDem Luwu Utara Putri Dakka meraih 28.675 suara disusul Hayarna Hakim, yang juga istri mantan bupati Luwu Basmin Mattayang hanya mampu meraup 22.539 suara.


Selain mempertahankan dua kursi, NasDem dapil Sulsel 3 juga masih mempertahankan incumbentnnya yaitu Eva Stevany Rataba yang meraih 47.901 suara.


Adapun mantan Bupati Pinrang dua periode Aslam Patonangi berada di angka 25.184 suara serta mantan Bupati Toraja Nicodemus Biringkanae 3.051 suara.


Untuk diketahui, Dapil 3 Sulsel meliputi Kabupaten Sidrap, Pinrang, Enrekang, Tana Toraja, Toraja Utara, Luwu, Palopo, Luwu Utara dan Luwu Timur.


Pengamat Politik Universitas Hasanuddin (Unhas) Ali Armunanto menilai penyebab utama eks kepala daerah sulit bersaing di Pileg karena performa yang buruk saat menjabat. Sehingga menurutnya, mereka tidak mendapat kepercayaan lagi di masyarakat.


"Saat mereka menjabat masyarakat mengevaluasi dalam prosesnya itu mereka merasakan kebijakan-kebijakannya," ujar Ali.


Dosen Departemen Ilmu Politik FISIP Unhas ini menyebut masyarakat mengekspresikan sikap politiknya di Pileg sesuai dengan apa yang dirasakannya selama figur tersebut menjabat kepala daerah. Jika masyarakat puas, kata dia, maka mereka tentu akan dipilih kembali begitupun sebaliknya.


"Tentu kalau mereka senang dengan bupatinya ekspresi mereka akan positif karena kita lihat ada bupati dengan mudah mendapatkan suara signifikan," jelasnya.

(Red)


Perolehan Sementara Dapil Sulsel III


Update 5 Maret 12:00 - Progress: 5620 dari 7955 TPS (70.65 persen )


1. Nasdem 261.366 (27,6%)


Rusdi Masse Mappasessu 118.487


2. Gerindra 196.699 (20,77%)


Unru Baso 60.797


3. Golkar 146.375 (15,46%)


Muhammad Fauzi 48.028 


4. Demokrat 93.286 (9,85%)


Irjen Polisi Purnawirawan Frederik Kalalembang 30.372


5. Nasdem 87.122 (kursi kedua)


Evy Stevany Rataba: 47.901


6 Gerindra: 65.566 (kursi kedua)


La Tinro La Tunrung 43.560 / Ahmad Abdy Baramuli 41.499


7. PDI Perjuangan 59.764 (6,31%)

Sarce Bandaso Tandiasik, MH 30.804.

Silahkan Komentar Anda

Tampilkan


Portal Update


X
X
×
BERITA UTAMA NEWS
-->