√ Dianiaya 4 Kakak Kelasnya, Santri Kelas 8 MTs Ini Tewas Mengenaskan, Tulis Chat ke Mamanya : Aku Takut Ma, Tolooooong- Portal News - Media Investigasi Pembaharuan Nasional

Jelajahi

Copyright © Portal News
Created with by Portal News
PT ZIB Group Templates

Iklan

Iklan

iklan-portal-news

Dianiaya 4 Kakak Kelasnya, Santri Kelas 8 MTs Ini Tewas Mengenaskan, Tulis Chat ke Mamanya : Aku Takut Ma, Tolooooong

Selasa, 27 Februari 2024, Februari 27, 2024 WIB Last Updated 2024-04-20T17:17:49Z

Dianiaya 4 Kakak Kelasnya, Santri Kelas 8 MTs Ini Tewas Mengenaskan, Tulis Chat ke Mamanya : Aku Takut Ma, Tolooooong


PORTAL NEWS -- Kematian Bintang Balqis Maulana (14 tahun), santri Pondok Pesantren PPTQ Al Hanifiyyah, Desa Kranding, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, menyisakan duka mendalam bagi keluarga korban.


Mau Nonton TV Streaming Portal TV? Klik DISINI 

 

Meski Polres Kediri Kota, Jawa Timur, telah menetapkan empat tersangka dalam kematian siswa kelas 8 tersebut, namun keluarga korban masih menyimpan duka, terutama sang ibu yang sebelum buah hatinya itu meninggal sempat menulis chat ke handphone ibunya berkeluh kesah tentang kelakuan kakak seniornya yang jahat.


"Aku takut ma, tolooooong," bunyi pesan singkat Bintang.


"Cepat kesini ma jemput aku"


Dianiaya 4 Kakak Kelasnya, Santri Kelas 8 MTs Ini Tewas Mengenaskan, Tulis Chat ke Mamanya : Aku Takut Ma, Tolooooong


Ibunda Bintang juga sempat memberi pesan motivasi kepada anaknya. Dengan berbagai bujuk rayu, termasuk memberikan sepeda motor ketika Bintang sudah lulus sekolah.


Keluarga tak menduga ternyata itu adalah pesan terakhir dari Bintang. Pada Sabtu (24/2), Bintang benar-benar pulang. Akan tetapi, ia pulang dalam keadaan kaku tak bernyawa. Kepulangan Bintang menyisakan kesedihan mendalam bagi keluarga.


Sementara itu, Kapolres Kediri Kota AKBP Bramastyo Priaji mengatakan penetapan tersangka ini dilakukan setelah pihaknya melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan pemeriksaan saksi-saksi. Dalam proses pengusutan itu pihaknya bekerjasama dengan Polresta Banyuwangi.


"Satreskrim Polres Kediri Kota dan Satreskrim Polresta Banyuwangi telah melaksanakan tindak lanjut berupa olah TKP, pemeriksaan beberapa saksi dan kemarin Minggu malam kami telah mengamankan 4 orang dan kita tetapkan sebagai tersangka dan kita lakukan penahanan," kata Bramastyo, Senin (26/2).


Adapun para santri yang jadi tersangka itu adalah  MN (18) asal Sidoarjo, MA (18) asal Nganjuk, AF (16) asal Denpasar, dan AK (17) dari Kota Surabaya. 


Keempatnya merupakan teman sesama santri yang juga kakak kelas korban dalam menempuh pendidikan di Madrasah Tsanawiyah (MTs).


Sejauh ini dari hasil pemeriksaan diketahui motif penganiayaan yang berujung tewasnya korban ini, kata Bramastyo dipicu kesalahpahaman para tersangka dengan korban. Namun, pihaknya masih akan memperdalam motif tersebut dalam penyidikan lanjutan.


"Motif diduga karena kesalahpahaman antara anak-anak pelajar. Jadi antara mereka mungkin ada salah paham kemudian terjadi penganiayaan yang dilakukan berulang-ulang," ujar dia.


Sementara soal cara para tersangka menganiaya korban dan hal yang menyebabkan Bintang tewas, pihak kepolisian akan berkoordinasi dengan rumah sakit di Banyuwangi yang menerima jenazah Bintang.


Akibat perbuatannya, para tersangka kini terancam Pasal 80 Ayat 3 tentang perlindungan anak, Pasal 170 dan Pasal 351 tentang penganiayaan berulang yang menyebabkan luka berat atau mati dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara.


Dikonfirmasi terpisah pengasuh Pondok Pesantren PPTQ Al Hanifiyyah, Fatihunada atau Gus Fatih mengaku tak tahu dugaan penganiayaan yang menyebabkan santrinya, Bintang Balqis Maulana (14) meninggal dunia.


Gus Fatih mengatakan, ia mendapatkan laporan Bintang telah meninggal di rumah sakit akibat terpeleset di kamar mandi, Jumat (23/2) pagi. Ia mendapatkan kabar itu dari santrinya yang juga sepupu korban, FTH (17).


"Saya mendapat laporan itu jatuh terpeleset di kamar mandi terus kemudian dibawa ke rumah sakit dari saudaranya (Fatahilah). Kemudian saya spontan bertanya sakit apa kok ke rumah sakit, tapi ya saya percaya karena yang menyampaikan kakaknya (sepupu). Masak kakaknya mau menipu kan kecil kemungkinan," kata Gus Fatih saat dikonfirmasi, Senin (26/2).


Meski begitu, Gus Fatih mengatakan ia tidak tahu penyebab pasti kematian korban. Dia juga mengaku tak melihat kondisi jenazah Bintang yang sudah terbungkus kain kafan.


Sesampainya di kampung korban, dia sangat terkejut ketika melihat kondisi jenazah Bintang yang penuh luka dan lebam, hingga mengucurkan darah.


"Tidak tahu sama sekali. Jadi di luar prediksi saya, ada dugaan [penganiayaan] semacam itu. Munculnya dugaan aja tidak ada, wong dari awal bilangnya terpeleset," ujarnya.


Gus Fatih juga membantah menghalangi pihak keluarga untuk membuka kain kafan. Saat itu dia justru berada di belakang ambulans. Kemudian dia dipanggil oleh keluarga untuk melihat kondisi jenazah.


Kini Gus Fatih menyerahkan sepenuhnya kasus kematian santrinya itu ke pihak kepolisian. Dia sendiri sudah dimintai keterangan oleh polisi sejak di Banyuwangi hingga di Polres Kediri.


Dianiaya 4 Kakak Kelasnya, Santri Kelas 8 MTs Ini Tewas Mengenaskan, Tulis Chat ke Mamanya : Aku Takut Ma, Tolooooong


Bantahan Pihak Pengasuh Pondok Pesantren


Pondok Pesantren Al Ishlahiyah di Desa Kranding, Mojo, Kediri, Jatim menegaskan Bintang Balqis Maulana (14 tahun) bukan santri mereka. 


Bintang meninggal dunia dianiaya kakak kelasanya di pondok pesantren.


Sebelumnya Bintang sempat disebut santri Pondok Pesantren Al Ishlahiyah. Namun pihak pesantren membantahnya.


Pimpinan Ponpes Al Ishlahiyyah Abdulloh Hisyam Chumaidi menyebut Bintang ialah santri PPTQ Al-Hanifiyyah. Peristiwa penganiayaan yang dialami Bintang juga tidak terjadi Ponpes Al Ishlahiyyah.


"Kami menekankan bahwasanya kejadian peristiwa tersebut tidak berada di lokasi Pondok Pesantren Al Ishlahiyah," kata Abdulloh dalam keterangannya.


"Peristiwa kasus ini terjadi di PPTQ Al-Hanifiyyah yang lokasinya berdekatan dengan Pondok Pesantren Al Ishlahiyah," tambahnya.


Meski begitu, ia turut berduka atas meninggalnya Bintang. Abdulloh juga ikut mendoakan Bintang.


"Kami turut berbelasungkawa atas meninggalnya santri dari PPTQ Al-Hanifiyyah. Semoga almarhum diterima di sisi oleh Allah SWT. Serta keluarga yang ditinggalkan diberikan kesabaran dan ketabahan. Amin," ujar Abdulloh.


Kasus Bintang sudah diproses Polres Kediri Kota. Empat orang santri yang merupakan kakak kelas korban di MTs ditetapkan sebagai tersangka.


"Kami telah mengamankan 4 orang dan kami tetapkan sebagai tersangka lalu kami melakukan penahanan untuk proses penyidikan lebih lanjut," kata Kapolres Kediri Kota, AKBP Bramastyo Priaji, dalam jumpa pers di Polres Kediri Kota, Senin (26/2).

Empat tersangka itu:

MN (18 tahun) asal Sidoarjo;

MA (18) asal Nganjuk;

AF (16) asal Denpasar;

AK (17), Surabaya.

(Red)

Silahkan Komentar Anda

Tampilkan


Portal Update


Pasang Iklan

PORTAL OLAHRAGA

+
Layanan Pengaduan

PORTAL OTOMOTIF

+

X
X
×
BERITA UTAMA NEWS
-->