[PORTAL NEWS] -- Kabupaten Luwu yang memiliki Sumber Daya Alam yang begitu sangat luar biasa. Namun ternyata, masih berada di posisi 5 besar kabupaten (daerah) termiskin di Provinsi Sulawesi Selatan.
Ini bisa terlihat dari rilis Badan Pusat Statistik (BPS) edisi Maret 2023 lalu.
Dari data itu, Pangkep berada di peringkat pertama daftar kabupaten/kota yang termiskin di Sulawesi Selatan dengan tingkat kemiskinan mencapai 13,92 persen, sedangkan untuk Juara dua diraih oleh Jeneponto dengan angka kemiskinan tertinggi mencapai 13,73 persen.
Selain itu, Luwu Utara juga masuk dalam nominasi peringkat ketiga daerah termiskin dengan jumlah sebanyak 13,22 Persen, kemudian disusul dengan juara ke-4 yakni kabupaten Luwu yang juga masuk dalam daftar termiskin dengan skor 12,49 persen, serta Enrekang (12,39 persen) yang masuk dalam urutan daerah termiskin ke kelima di Provinsi Sulawesi Selatan.
Posisi selanjutnya: Kepulauan Selayar (12,24 persen), Tana Toraja (12,18 persen), Toraja Utara (11,65 persen), Bone (10,58 persen), Maros (9,43 Persen), Bantaeng (9,07 persen), Sinjai (8,80 Persen), Pinrang (8,79 persen).
Kemudian Barru (8,40 persen), Takalar (8,25 persen), Palopo (7,78 persen), Soppeng (7,49 persen), Bulukumba (7,39 persen), Gowa (7,36 persen), Luwu Timur (6,81 persen), Wajo (6,57 persen), Parepare (5,41 Persen), Sidenreng Rappang (5,11 persen), dan Makassar dengan TK 4,58 persen menjadi daerah paling buncit atau memilik angka kemiskinan terendah di Sulsel.
Lantas bagaimana komentar Pengamat Sosial Ekonomi, Zainuddin alias Ajis Portal memaknai "keberhasilan" ini?
Ia menilai, kesejahteraan rakyat di Kabupaten Luwu masih jauh dan ketimpangan sosial, dan justru meningkat,
Itu artinya, bukan cuma karena eksekutifnya (Pemkab Luwu) saja yang gagal membuat program prioritas. Tetapi juga faktor legislatifnya yang lebih mementingkan kepentingan diri sendiri dan kelompoknya saja, sehingga abai pada tugas pokoknya yakni mengawasi kinerja pemerintah dengan kritis serta melaksanakan fungsi budgeting dengan kontrol ketat.
"Mungkin kasarnya begini, Wakil Rakyat kita di Luwu lebih suka menjadi alat stempel kebijakan pemerintah semata tanpa mau mengkritisi serta lebih banyak membela kepentingan pribadi dan kelompoknya saja daripada berkeringat bersama rakyat dan membantu masalah yang dihadapi rakyat di desa-desa utamanya di daerah terpencil yang jauh dari jangkauan Anggota DPRD Luwu," ucapnya saat ditemui. Jumat 25 Agustus 2023.
Sehingga, lanjut dia, program-program pemerintah lebih banyak pada kegiatan seremonial yang hanya menghamburkan banyak anggaran dibanding program yang menyentuh langsung hajat hidup orang banyak.
Politisi Partai Buruh Exco Luwu itu menyoroti semakin meningkatnya harta kekayaan pejabat parlemen di Luwu, berbanding terbalik dengan kondisi masyarakatnya. Sementara rakyat Luwu sendiri hidup dalam garis kemiskinan dan masuk lima besar kategori daerah termiskin di Sulsel. Pejabat hidup bergelimang harta, mobil dan rumah mewah.
"Saya baru saja mengecek data LHKPN di website KPK, ada sejumlah pejabat DPRD Luwu yang hartanya semakin meningkat. Kami sebenarnya meragukan (laporan itu), tidak yakin semua pejabat termasuk legislator di daerah ini, apakah sudah melaporkan semua harta kekayaannya dengan benar dan jujur? Tapi yang ingin saya tekankan, bahwa kondisi ini membuat saya dan semua orang prihatian. Kita daerah tambang emas, kita punya kekayaan SDA yang banyak, berlimpah, akan tetapi, kenapa PAD kita masih sedikit? Kenapa angka kemiskinan bukannya berkurang malah bertambah?."
"Saya tidak punya beban (mengungkap hal ini) karena saya bukan pejabat. Tetapi Anda semua yang sudah diberi amanah oleh rakyat - dimana perasaan dan hati nurani anda? Setelah gagal membuat rakyat Luwu sejahtera eh sekarang Anda datang lagi mengemis suara di Pemilu 2024, betul-betul betapa kejam dan teganya Anda terhadap rakyat kita sendiri di Luwu," tanyanya sambil geleng-geleng kepala.
Untuk diketahui Kabupaten Luwu memiliki luas wilayah administrasi kurang lebih 3.000,25 Km2.
Luwu memiliki potensi wilayah mulai pertanian berupa padi hingga kedelai. Ada pula potensi sektor peternakan, perikanan, pariwisata, hingga pertambangan, dan salah satu potensi pertambangan di daerah berjuluk Bumi Sawerigading itu adalah Emas.
Kendati demikian, persentase penduduk miskin di Luwu masih menjadi salah satu yang tertinggi di Sulawesi Selatan, yakni mencapai 12,49 persen (2022).
Berikut data kemiskinan Luwu :
Ket. Foto: Data Kemiskinan Luwu, sumber: BPS Luwu. (Red)