Palopo, Portal News –
Bangunan Masjid Jami Tua yang menyimpan sejarah masuk dan berkembangnya Islam
di Sulawesi, sudah memiliki usia hingga 4 abad lebih.
Selain terbuat dari putih
telur, nilai arsitektur bangunnanya masih bertahan selama ratusan tahun. Dan
memiliki filosofi tersendiri yang menjadi daya tarik masjid tersebut. Selasa
(5/4/2022).
Masjid kuno atau Masjid
Jami Tua Palopo berdampingan dengan Istana Kerajaan Luwu, yang dibangun oleh Raja
Luwu, Sultan Andi La Patiware pada tahun 1604 lalu.
Untuk konstruksinya
sendiri pun terbuat dari batu cadas, dan perekatnya menggunakan putih telur dan
kapur. Sementara tiang utama masjid tersebut, terbuat dari kayu Cinna Gori
Raksasa. Dan tiang masjid ini terpaksa ditutup dengan kaca transparan, karena
kerap dikuliti untuk dijadikan jimat.
Meski sudah berusia 418
tahun, namun tak banyak perubahan fisik sejak masjid ini didirikan.
Tebalnya dinding masjid
ini mencapai 94 cm, sehingga membuat udara di dalam masjid sangat sejuk.
Banyak yang memilih
menghabiskan waktu di masjid ini, saat menjalankan ibadah puasa. Baik untuk
melaksanakan Ibadah Sholat Sunnah, membaca Alquran, berdoa maupun hanya sekedar
beristirahat sambil melihat arsitektur masjid ini.
Didalam masjid ini
terdapat prasasti sebagai petunjuk sejarah masuk dan berkembangnya Islam di
Kerajaan Luwu, dan Kerajaan Goa Tallo Makassar.
Masjid ini hanya memiliki
satu pintu utama sebagai simbol keesaan Allah SWT, 20 jendela besar yang
dimaknai 20 sifat baik Allah SWT, 12 jendela kecil di barat dimaknai jumlah
bulan dalam setahun. Dan enam jendela besar yang mengapit pada pintu bermakna
enam rukun iman, lima terali di setiap jendela bermakna Rukun Islam.
Sementara kontruksi atap
masjid itu sendiri menggunakan sirat tumpang tiga yang bermakna hakikat,
syariat dan ma'rifat.
Di puncaknya terdapat
mustaka yang terbuat dari tempaan keramik yang bermakna ma'rifat.
Mihrab masjid ini, juga
cukup unik. Karena mencolok kedalam menyerupai mulut goa yang berdampingan
langsung dengan mimbar yang menggunakan atap dari kerang laut.
Pengurus Masjid Jami
Palopo, Usman Abdul Malla saat ditemui mengatakan bahwa.
“Kalau kita melihat dari
atas, atapnya itu memiliki arti daripada itu. Yaitu ma'rifat, hakekat dan sareat.
Jika dari bawah, sareat, hakekat dan ma'rifat. Dan filosofi pemimpin di luwu
dulu, itulah yang diambil masjid jami. Jadi dia mengatakan bahwa diatas itu
gendeng, lempuh adile. Jadi kalau pemimpin disini di tanah luwu ini tidak
memakai tiga induk itu, maka dia tidak berhasil menjadi pemimpin. Terus kita
masuk ke dalam mesjid ada tiang tengah, nah.. tiang tengah itu yang menjadi
pembicaraan orang, yaitu kayu sudah berumur tiga ratus tahun pada waktu itu.
Maka diambil dijadikan tiang masjid”. Ungkap Usman
Lebih jauh Usman
menambahkan “Cerita datu pada waktu itu, beliu memerintahkan untuk membangun
masjid, maka dia suruh ambillah itu, kayu itu untuk didirikan untuk masjid.
Jadi masyarakat membawah kayu itu, maka pomante itu mendirikan masjid. karena
pomante saat itu adalah arsitek dari cina. Lalu Datu Sulaiman waktu itu adalah
ulama besar dari jawa barat. Maka berdirilah kayu itu. Panjangnya 9,5 meter.
Dari setengahnya, 95 centi, maka muncullah angka-angka itu semua. Mulai dari
jendela itu lebarnya 95 centi, pintu pun 95 centi. Coba kita melihat jendela
mungkin, mungkin masjid lain tidak terlalu banyak jendelannya. Kok masjid kecil
itu banyak jendelannya. Kenapa dikasih banyak begitu, tujuannya jangan sampai
lembab, nah itulah dia jadi kuat ceritannya. 7 disebelah utara, 7 disebelah
selatan dan 6 disebelah timur. Jumlahnya semua 20, nah 20 itu diartikan,
sebagai 20 sifat Allah”. Tutupnya
Dihalaman masjid juga
terdapat beduk yang berusia 200 tahun, beduk ini dibuat menggunakan kayu khusus
dan kulit asli.
Untuk diketahui, Masjid
Jami Tua selain memiliki usia 4 abad lebih. Masjid ini mempunyai ciri khas
tersendiri bagi masyarakat Kota Palopo, Provinsi Sulawesi Selatan.
Sebagian masyarakat
percaya, jika belum melaksanakan sholat di masjid ini. Maka, dikatakan belum
pernah menginjakkan kaki di kota yang berjuluk idaman itu.
Penulis : Fana
Editor : Esse